SUMENEP, koranmadura.com – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami gejolak inflasi selama 2017. Bahkan pada November lalu, inflasi di kabupaten paling timur Pulau Madura melampaui inflasi Jawa Timur dan nasional.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman menuturkan selama November 2017 Sumenep mengalami inflasi sebesar 0,57 persen. Sementara Jawa Timur dan nasional masing-masing 0,23 dan 0,20 persen.
Lebih lanjut, Rahman menguraikan, laju inflasi Sumenep selama tahun kalender (Januari-November) 2,96 persen, lebih rendah dibanding Jawa Timur 3,31 persen tetapi masih lebih tinggi dari nasional 2,87 persen. Khusus Oktober 2017 Sumenep juga mengalami inflasi sebesar 0,03 persen, melampaui inflasi Jawa Timur 0,02 persen dan nasional 0,01 persen.
“Kemudian kalau tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2017 ke November 2016), Sumenep sebesar 3,51 persen, Jawa Timur, 3,89 persen dan nasional sebesar 3,30 persen,” jelasnya.
Menurutnya, dari tujuh kelompok pengeluaran, semua kelompok mengalami inflasi. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi paling besar 2,02 persen. Kemudian diikuti kelompok rekreasi dan olahraga 0,46 persen.
Selanjutnya kelompok kesehatan 0,25 persen; kelompok sandang 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,06 persen; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen; juga kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,01 persen.
“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi ialah beras, bawang merah, cumi-cumi, telur ayam ras, dan cabai merah,” ujarnya. (FATHOL ALIF/RAH)