SUMENEP, koranmadura.com – Bencana angin puting beliung kembali melanda Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat, 1 Desember 2017. Kali ini mengamuk di wilayah Kecamatan Kota. Tepatnya di Kelurahan Bangselok dan Desa Pandian.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Abd. Rahman Riyadi menjelaskan akibat peristiwa tersebut sedikitnya 14 rumah rusak, dengan perincian satu rumah rusak berat, 13 lainnya rusak ringan.
Selain merusak belasan rumah warga, angin puting beliung juga menumbangkan sejumlah pepohonan. Beruntung, peristiwa tersebut tak sampai mengakibatkan adanya korban jiwa.
Mantan Sekretaris Bappeda Sumenep ini mengimbau masyarakat agar selalu waspada karena di musim penghujan seperti sekarang, bencana angin puting beliung bisa terjadi sewaktu-waktu.
Pengamat Meteorologi BMKG Kalianget, Agus Arif Rahman menjelaskan terjadinya angin puting beliung sebetulnya bisa dikenali dengan beberapa hal. Di antaranya, sebelum angin itu datang, biasanya udara terasa panas dan gerah (sumuk).
Pada saat bersamaan, di langit akan tampak ada pertumbuhan awan Cumulus, yakni awan putih bergerombol berlapis-lapis. Di antara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol.
Kemudian awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat atau biasa disebut awan Cumulonimbus. Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. “Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini,” katanya. (FATHOL ALIF/RAH)