SUMENEP, koranmadura.com – Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia, khususnya para nelayan dihantui keberadaan badai siklon tropis Cempaka yang melanda wilayah perairan selatan Jawa yang kemudian disusul oleh badai Dahlia.
Meski begitu, nelayan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tetap beraktifitas seperti biasanya. Seperti yang dilakukan nelayan Desa Aeng Dake, Kecamatan Bluto. “Nelayan di sini tetap melaut,” kata salah seorang nelayan di desa tersebut, Salamet, Sabtu, 2 Desember 2017.
Dia menuturkan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pada saat-saat seperti ini jarang terjadi cuaca ekstrim. Gelombang besar, menurut dia, biasanya terjadi antara bulan Juli-Agustus dan Januari-Februari.
“Kalau bulan sekarang biasanya kondisi laut normal. Tapi kalau kekhawatiran tetap ada. Khawatir tiba-tiba terjadi cuaca buruk,” katanya.
Mengenai hasil tangkapannya, Salamet menuturkan, untuk saat-saat sekarang ikan yang paling banyak didapat nelayan ialah teri besar. “Banyaknya bervariasi. Bergantung rezeki,” tambah dia.
Harga ikan teri besar hasil tangkapan nelayan di desa ini tidak menentu. Tergantung kepada cuaca. Kalau cuaca mendung dan sering terjadi hujan, menurut Salamet, harganya murah, sekitar Rp 4 ribu per kilogram. “Kalau kebetulan ada panas, satu kilo bisa mencapai 10 ribu,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/MK)