SUMENEP, koranmadura.com – Warga Pulau/Kecamatan Giligenting mendatangi kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa, 5 Desember 2017. Kedatangan mereka ditemui, salah satunya, oleh Asisten Pemerintahan, Carto.
Kedatangan mereka mempertanyakan alokasi dana Corporate Sosial Responsibility (CSR) migas. “Kami pemuda dan masyarakat datang ke sini untuk mempertanyakan mekanisme CSR dan alokasi anggarannya yang ke Giligenting,” ujar salah satu tokoh pemuda Giligenting, Eko Wahyudi.
Sebagai masyarakat terdampak adanya perusahaan migas yang beroperasi di sekitar daerahnya, dia merasa selama ini CSR migas yang diterima masyarakat masih jauh dari harapan. Tidak sebanding dengan dampak yang diterima.
Eko tidak menafikan CSR yang telah diterima masyarakat. Namun, sambungnya, dana CSR yang diterima masyarakat hanya berkutat di angka Rp 1,7 miliar. Dana tersebut dibagi untuk delapan desa.
“Kami berharap ada tambahan. Minimal seimbang dengan dampak yang diterima masyarakat. Karena, diakui atau tidak, adanya kegiatan produksi migas berdampak terhadap pendapatan para nelayan,” harapnya.
Menyikapi hal itu, Carto mengatakan, terkait pola penghitungan CSR dari perusahaan kepada masyarakat terdampak pihaknya tidak mengetahui. Karena yang menentukan adalah perusahaan dan langsung kepada masyarakat.
Namun dia mengklaim, dari tahun ke tahun CSR migas untuk masyarakat terus meningkat. Seperti CSR untuk masyarakat Giligenting. Menurut dia tahun ini mencapai Rp 2,2 miliar lebih. “Kalau 2016 1,7 miliar,” paparnya.
Lebih lanjut, Carto menjelaskan bahwa CSR tersebut peruntukannya yang menentukan adalah masyarakat. “Mungkin programnya saja yang ada perbedaan. Kalau dulu 70 persen fisik dan 30 persen untuk lain-lain, seperti bantuan permodalan, sekarang sebaliknya,” pungkas dia. (FATHOL ALIF/MK)