SUMENEP, koranmadura.com – Kondisi gedung kantor DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur kian mengkhawatirkan. Semua pengunjung dihimbau terus waspada khawatir gedung rakyat di Jalan Trunojoyo itu ambruk.
“Hasil survei tidak layak mulai kemarin,” kata Sekretaris Dewan, Muh. Mulki, Senin 8 Januari 2017.
Sesuai hasil kajian kontruksi dari tim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada akhir 2014, lantai II gedung DPRD Sumenep tak layak ditempati atau disinggahi oleh lebih dari 50 orang.
Padahal di lantai II itu terdapat sejumlah ruangan yang menjadi lokasi kegiatan anggota DPRD maupun ditempati anggota DPRD, seperti graha atau ruang rapat paripurna, ruang kerja Sekretaris Dewan dan ruang ketua DPRD.
“Rekomendasi (dari ITS) disarankan selalu dimonitoring oleh Cipta Karya (Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya),” jelasnya.
Namun sayangnya kata Mulki, hingga saat ini Sekretariat Dewan tidak pernah menerima hasil monitoring itu. Sehingga perkembagan kondisi gedung dewan tidak diketahui. “Tidak ada,” kata Mulki saat ditanya hasil dan pelaksanaan monitoring oleh Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya.
Meskipun begitu, gedung DPRD tetap ditempati, utamanya di lantai dua. “Mau bagaimana lagi, karena keterbatasan anggaran,” ungkapnya.
Hanya saja lanjut Mulki, saat ini pemerintah daerah telah memulai untuk melakukan pembangunan kantor baru. Lokasinya di Desa Gedungan Kecamatan Batuan.
Diperkirakan pembangunan gedung baru itu membutuhkan anggaran sebesar Rp 67 miliar. Pembebasan lahan sekitar 1 hektar sudah selesai pada 2015 lalu, dan proses perizinan mulai dari Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL), gambar kontruksi, dan Analisis dampak lalu lintas (Amdalalin) diselesaikan tahun 2017.
“Tahun ini (2018) kami akan melakukan proses Perencanaan dan Manejemen Konstruksi. Anggaran yang disediakan sebesar Rp 2,6 miliar,” tegasnya. (JUNAIDI/FAIROZI)