SAMPANG, koranmadura.com – Kepala Kejari Negeri (Kejari) Sampang, Madura, Jawa Timur, Styo Utomo mengaku kebingungan dengan kondisi kabupaten Sampang. Alasannya, aktivitas pembangunan cukup banyak, tapi Sampang tak kunjung jadi daerah maju.
“Ini persoalan nasional. Bukan hanya berlaku di Sampang, melainkan seluruh Indonesia. Di daerah lain, kontraktor mengeluh karena dipotong bukan hanya 10 persen, ada yang 15 persen, 30 persen, bahkan 50-70 persen, sehingga menyebabkan kualitas pembangunan kurang maksimal,” kata Setyo Utomo, Jumat, 12 Januari 2017.
Lanjut Setyo, pihaknya akan tetap melakukan pengawalan dan pengawasan terhadap pembangunan di Sampang, sesuai aturan dan mekanisme yang ada. “Jika ada proyek pembangunan baru selesai dan kemudian rusak, bukan berarti kami tidak mau menindaklanjuti. Tapi ada aturannya, karena proyek fisik itu masih ada masa perbaikan. Jadi, belum bisa kami tindaklanjuti karena harus menunggu audit BPK dan sebagainya,” katanya.
Lebih jauh Setyo mengatakan, dengan adanya tim Pengawal, Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D), pihaknya berjanji akan terus mengawal hal-hal yang menyebabkan kerugian negara termasuk kasus yang menyangkut hukum lainnya. “Makanya komunikasi dan informasi dari jurnalis kami butuhkan dengan membangun kemitraan dengan semua jurnalis,” tandasnya. (MUHLIS/RAH)