SUMENEP, koranmadura.com – Meski ada penurunan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada tahun 2017 masih 211.920 ribu jiwa atau 19 persen lebih dari jumlah penduduk, lebih tinggi dari nasional.
“Kalau masih 19 persen itu masih jauh. Yang ideal itu, kalau sekarang nasional saja hanya sekitar 9 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Syaiful Rahman beberapa waktu lalu.
Dibanding tiga kabupaten lain di Madura, pada tahun 2017 jumlah penduduk miskin di Sumenep masih tertinggi kedua setelah Sampang yang mencapai 225.130 ribu jiwa. Terendah ialah Pamekasan 137.770 jiwa. Sementara Bangkalan yaitu 206 orang.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sumenep, R. Akh. Aminullah mengungkapkan bahwa jumlah penduduk kabupaten paling timur Pulau Madura ini lebih banyak. Berbeda dengan kabupaten lain khususnya di Madura.
Selain faktor jumlah penduduk, sambung mantan Kepala Bappeda Sumenep ini, Sumenep juga terdiri dari wilayah kepulauan. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap kecepatan pengentasan kemiskinan.
“Kami memiliki kepulauan. Itu lah yang membuat Kabupaten Sumenep ini harus bekerja ekstra agar bantuan-bantuan sosial sampai menyentuh ke pelosok-pelosok. Kalau di Pamekasan, kan, tidak ada kepulauannya,” ujar Minul, Rabu, 10 Januari 2018.
Seperti diketahui, berdasarkan data BPS, pada tahun 2017 jumlah penduduk miskin di Sumenep masih 211.920 jiwa. Menurun 4.220 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 216.140 jiwa atau turun 0,47 persen poin. “Turun 0,47 persen itu sudah bagus,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/FAIROZI)