SUMENEP, koranmadura.com – Pupuk SP-36 di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memasuki musim tanam padi saat ini, langka. Kelangkaan pupuk itu terasa di beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Gapura, Dungkek, Batang-Batang, Lenteng, dan Ganding.
Salah seorang petani, di Kecamatan Gapura, Hamzah mengatakan dirinya sangat kesulitan mendapatkannya. “Kalau pupuk Urea itu banyak di kios-kios. Yang tidak ada itu, pudhok cellengnga (SP-36) di kios,” ucapnya.
Dia mengaku sudah lama bergabung di kelompok tani di desanya, namun dia minta poktannya dirahasiakan. “Kartu Tani saya dan punya teman-teman di Poktan, ketika digesek di kios, katanya tidak ada jatah pupuk SP apa itu namanya. Saya kurang paham, tahunya pudhok celleng itu yang tidak ada jatah, katanya,” kata pria yang sudah berusia di atas 50 tahun itu.
Hamzah mengaku telah berusaha mencari tahu ke sesama petani di desa lain, namun dia pun mengatakan tidak mendapatkan pupuk SP-36 tersebut. “Juga pernah menghubungi famili saya di Kecamatan Batang-Batang, juga sama. Sulit dapat pudhok celleng. Adanya hanya eceran,” lanjut dia dengan bahasa Maduranya.
Langkanya pupuk SP-36 dibenarkan salah satu pemilik kios di Kecamatan Gapura. Menurut lelaki berinisial H itu, pupuk SP-36 akhir 2017 memang tidak ada. “Mau apalagi kalau memang tidak. Ditunggu saja, jatah 2018. Itu juga barangkali ada. Kalau tidak lagi, ya mau apa. Kios hanya menyalurkan ke poktan,” ucapnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Dispertahotbun) Bambang Heriyanto pernah menyatakan minimnya jatah pupuk bersubsidi tidak hanya terjadi di Sumenep. Di daerah-daerah lain juga mengalami hal yang sama. “Sekali lagi, ini bukan hanya di Sumenep,” tutupnya. (RAH)