BANYUWANGI, koranmadura.com – Cawagub pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Puti Guntur Soekarno, menari bersama Gandrung Banyuwangi di Rumah Budaya Osing (RBO) Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.
Saat itu Puti sedang bertemu dengan masyarakat, tokoh budayawan, tokoh pendidikan, dan perkumpulan kepala desa se-Banyuwangi. “Waktu kecil saya pernah belajar nari Jawa dan Bali. Saya senang dengan kesenian. Ini pertama kalinya saya nari bersama Gandrung Banyuwangi. Ya nggak malu-maluinlah meski agak kaku,” ujarnya, Sabtu, 27 Januari 2018.
Puti mengaku dirinya menjunjung tinggi kesenian dan kebudayaan daerah, karena hal itu ditanamkan di keluarga Bung Karno. “Karakter bangsa dibentuk dari kearifan lokal, kesenian, kebudayaan, dan bahasa. Tentu perlu kita junjung dan harus dilestarikan. Seperti halnya Bung Karno yang bisa menyatukan berbagai daerah suku dan agama karena mementingkan akar budaya daerah,” tambahnya.
Menurut Puti, kesenian dan budaya menopang perekonomian dan pembangunan daerah. Terbukti, di Banyuwangi, kesenian dan kebudayaan bergerak dinamis mengangkat perekonomian masyarakat. Sementara itu, Jawa Timur merupakan basis kesenian dan kebudayaan yang jika digarap dengan baik akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Nanti tidak hanya Banyuwangi, kabupaten dan kota se-Jawa Timur (kesenian dan kebudayaan) akan digarap maksimal untuk kemakmuran masyarakat. Banyuwangi menjadi contoh kearifan lokal, budaya dan kesenian menjadi salah satu penunjang kesuksesan pemerintah membangun daerah,” tambahnya.
Kemahiran Puti tidak hanya menari, melainkan juga terlihat saat memainkan Othek, kesenian dengan alat musik lesung. Bersama para ibu-ibu, Puti mencoba memukul lesung menyesuaikan irama angklung Banyuwangi yang menyertai alat musik tradisional khas Banyuwangi ini. Di akhir kunjungan, Puti bersama masyarakat makan bersama di sepanjang jalan Desa Kemiren, dengan menu kuliner khas setempat, pecel pitik. (detik.com/tor/tor/rah)