SUMENEP, koranmadura.com – Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyebabkan ketidak siapan merancang pembelajaran berbasis online. Misalnya, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018.
Kepala Bidang Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Moh. Iksan mengatakan untuk menerapkan sistem online dalam UNBK tahun ini terkendala minimanya komputer dan jaringan internet yang dimiliki sekolah ditingkat SMP.
“Sebenarnya kalau siswa sudah siap, namun kendala utama adalah perangkat komputer dan jaringan internet yang masih belum mendukung, sehingga beberapa SMP masih harus melakukan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP),” katanya, Jumat, 12 Januari 2018.
Menurut dia, pelaksanaan UNBK tingkat SMP selama ini terpaksa menumpang di SMA, karena hanya beberapa SMP saja yang memiliki perangkat komputer lengkap.
Meski pihak sekolah sudah kerja sama dengan pihak SMA yang memiliki kelengkapan komputer, namun SMP tersebut belum memiliki sepertiga kelengkapan alat UNBK, maka tetap tidak bisa dilakukan.
“Kalau sekolah itu alat kelengkapan komputernya mencapai sepertiga dari siswa didiknya, maka itu boleh ikut UNBK,” terangnya.
Di Kabupaten Sumenep tahun ini yang siap mengikuti UNBK yakni sudah mencapai 60 lebih SMP.
Sementara total SMP yang berada di kabupaten ujung timur Madura itu yakni terbagi atas SMP Swasta 130, SMP Negeri 43.
“Tahun lalu ada 52 SMP ikut UNBK. Jadi tahun ini kami targetkan mencapai 50 persen lebih SMP di Sumenep bisa melakukan UNBK,” tukasnya. (JUNAIDI/FAIROZI)