DENPASAR, koranmadura.com – Seorang pria berjas putih layaknya seorang dokter tampa memegang HP berlayar sebuah permainan di depan pasien yang tengah dirawat di ruangan ICU RSUP Sanglah, Bali.
“Itu peserta didik kita yang sedang mengikuti pendidikan di RSUP Sanglah,” kata Kepala Sub-Bagian Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna, Senin, 29 Januari 2018.
Dewa membenarkan momen yang diabadikan dalam jepretan kamera ponsel salah satu pengunjung ICU rumah sakit di Jl Diponegoro, Denpasar, Bali, tersebut. Namun menurutnya, kejadian sebenarnya berbeda dengan asumsi warganet yang telanjur heboh. “Sore itu, kejadiannya Selasa (23/1). Dia sedang keliling rumah sakit untuk melihat pelayanan. Kebetulan ada pelayanan di ICU, tapi dia tidak dalam kapasitas melayani pasien,” ujar Dewa.
Dalam foto yang viral itu, tampak pria yang mengenakan jas berwarna gelap dibungkus celemek khusus ruang operasi. Pria yang mengenakan masker, penutup rambut, dan sarung tangan itu berdiri di sisi kanan dokter muda yang diduga bermain ponsel. “Dokter yang melayani pasien di burns unit itu yang di sebelah kanannya, yang memakai pakaian lengkap ICU. Dia yang melayani pasien,” ucap Dewa.
Di sebelah kiri dokter muda dengan tangan menggenggam ponsel itu berdiri sosok perempuan berkacamata dengan mengenakan masker putih. Diduga wanita itu adalah perawat di ICU RSUP Sanglah. Di tengah-tengah ketiga sosok itu terdapat seorang pasien luka bakar berusia 4,5 tahun.
Dewa mengungkapkan awal mula pemuda berjas dokter mengeluarkan ponsel yang menunjukkan permainan menyerupai Mobile Legends. “Dia kebetulan sebelumnya tengah istirahat dan bermain game tersebut. Lalu ponselnya dikantongi. Setelah itu, kebetulan waktu ambil ponsel dari kantongnya di depan pasien itu, ponselnya menyala dan menunjukkan layar terakhirnya,” ungkap Dewa.
Momen itu diabadikan oleh salah seorang pengunjung ICU RSUP Sanglah, kemudian diunggah dalam facebook bernama Gabriel Yosias. Walau demikian, Dewa menyatakan RSUP Sanglah tegas menuntut profesionalitas para dokter dan perawat dalam menangani pasien, salah satunya dengan tidak bermain game dalam menjalankan tugas. “Untuk dia (pemuda berjas dokter) dari segi pendidikan jelas melanggar dan diberikan sanksi berupa perpanjangan masa stase dari koasnya. Sementara dari pihak pasien tidak ada keluhan,” kata Dewa. (detik.com/vid/asp/rah)