SAMPANG, koranmadura.com – Ayah Ahmad Budi Cahyanto (27), guru honorer di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur, M. Satuman Ashari (53) mengaku ikhlas atas kematian anaknya yang dianiaya oleh MH, muridnya sendiri. Meskipun begitu, Satuman menuntut MH tetap dijerat hukum seadil-adilnya.
“Secara pribadi, ini proses takdir anak saya. Tapi, kalau ada kaitannya dengan hukum, maka kami mohon dengan hormat untuk memberikan hukuman seadil-adilnya, sesuai dengan fakta hukum, pasal berapa yang menjerat hingga mengalami korban meninggal dunia. Kami minta kepada pihak sekolah untuk memback up penuh terkait persoalan ini,” kata Satuman, Jumat, 2 Februari 2018.
Satuman mengatakan sebelum peristiwa itu terjadi, dirinya tidak merasakan firasat apa pun mengenai anaknya. “Yang jadi persoalan saat ini, karena insiden ini terjadi saat proses belajar mengajar,” ujarnya.
Setelah Habisi Nyawa Guru Sendiri, Akhirnya Siswa Ini Serahkan Diri ke Polisi
Menurut Satuman, berdasarkan keterangan yang diperolehnya, Ahmad Budi Cahyanto dipukul saat memberikan pelajaran kesenian dengan kegiatan menggambar tembok (morel) secara berkelompok dengan siswa lainnya. “Memang anak ini (pelaku) sering membuat masalah. Di dalam kelas anak ini sering tidur dan sering ditegur. Bahkan sudah diwanti-wanti untuk tidak mengganggu anak-anak yang lain. Kalau mengganggu akan diberi cat. Tapi, teguran itu tidak diindahkan, sehingga terjadi pemukulan,” ucapnya. (MUHLIS/RAH)