SUMENEP, koranmadura.com – Sebagai ungkapan belasungkawa atas meninggalnya salah seorang guru di SMAN 1 Torjun, Sampang, Achmad Budi Cahyanto, usai dianiaya muridnya sendiri, inisial MH, Kamis lalu, 1 Februari 2018, sejumlah guru di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memakai pita hitam saat mengajar.
Guru mengajar dengan memakai pita hitam di lengan seperti terlihat di SMA PGRI. Seluruh guru di sekolah tersebut terlihat memakai pita hitam, Sabtu, 3 Februari 2018.
Kepala SMA PGRI, Sumenep, Endang Supendi mengatakan, pemakaian pita hitam merupakan imbauan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumenep sebagai bentuk belasungkawa atas meninggalnya guru Budi.
Dia mengatakan, peristiwa tersebut harus mendapat perhatian serius dari semua pihak agar tak sampai terulang di kemudian hari. “Hal ini tidak boleh terjadi di mana pun, khususnya di Sumenep,” ujarnya.
Untuk itu, yang perlu terus ditekankan oleh guru kepada siswa, menurutnya adalah pendidikan karakter atau budi pekerti. “Karena pendidikan itu tidak terbatas kepada keilmuan, tapi juga bagaimana mencetak generasi yang bermoral,” tambahnya.
Sebelumnya, Jumat, 2 Pebruari 2018, Forum Honorer K2 Sumenep juga melakukan aksi solidaritas dengan cara melaksanakan salat ghaib di Masjid Agung setempat yang dilanjutkan dengan aksi penggalangan dana. Hasilnya akan diberikan kepada pihak keluarga yang ditinggal guru Budi. (FATHOL ALIF/MK)