SAMPANG, koranmadura.com – Acara “Kebulatan Tekad” para kiai se jawa timur untuk mendukung Gus Ipul di Ploso, Kediri Selasa 6 Februari 2018 tidak menghalangi niat wakil gubernur Jawa Timur itu untuk datang takziyah ke rumah Ahmad Budi Cahyanto, guru honorer SMAN 1 Torjun, Sampang yang meninggal setelah dianiaya muridnya 2 Februari 2018 lalu. Padahal acara Kebulatan Tekad baru bubar sekitar pukul 16.00 WIB.
Untuk sampai di rumah duka, Gus Ipul bersama rombongan harus menempuh perjalanan kurang lebih 5 jam dari Ploso. Ia ditemani sang Istri Ummu Fatma Saifullah. Hadir pula Nyai Juwairiyah, isteri alm KH RA Fawaid As’ad, pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Sotubondo dan beberapa Kiai Sampang dan Bangkalan.
Dalam sambutannya Gus Ipul mengaku sangat prihatin. Apalagi kejadian ini terjadi di Madura yang sejak dahulu dikenal sangat teguh memegang tatakrama terhadap guru dan orang tua. Saat beredar kabar tentang penganiyaan itu, kata Gus Ipul, banyak orang tidak percaya.
“Terlebih ini terjadi di tengah-tengah lembaga pendidikan kita. Insya Allah almarhum berada di jalan Allah karena telah berjuang menyebar ilmu pengetahuan. Prestasi almarhum juga membanggakan karena pernah jadi pemenang lomba lukis tingkat nasional,” kata Gus Ipul.
Menurutnya, kejadian ini harus mendapat perhatian serius dari semua pihak agar jangan sampai terulang lagi di masa yang akan datang. “”Ini masalah serius. Karena sejatinya lembaga pendidikan tempat menanam rasa saling sayang bukan kekerasan,” ujarnya. (BETH)