JAKARTA, koranmadura.com – Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan bahwa kepulangan Novel Baswedan ke Jakarta belum ada kepastian, karena masih harus menjalani pemeriksaan untuk memastikan kondisinya.”Harus dilakukan satu kali pengecekan lagi,” kata Febri saat dikonfirmasi, Rabu, 21 Februari 2018.
Menurut Febri, selain pemeriksaan, ada faktor lain yang perlu diperhatikan sebab dikhawatirkan akan berpengaruh pada kondisi Novel. Yakni, perubahan kondisi tekanan udara yang dikhawatirkan berpengaruh dalam proses perjalanan ke Jakarta. Selain itu, faktor perubahan cuaca antara Singapura dan Jakarta. “Perlu dihitung karena proses recovery juga perlu dilakukan,” ujar Febri.
Febri menyampaikan sejauh ini perkembangan Novel cukup baik, meski sempat terjadi pembengkakan di mata kirinya.
Karenanya, lanjut Febri, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi Novel bisa kembali ke Jakarta atau tidak.”Apakah nanti kembali ke Jakarta bisa dilakukan hari Rabu malam atau Kamis nanti kita informasikan lebih lanjut,” kata Febri.
Novel sampai saat ini masih berada di Singapura menjalani proses perawatan dan pemulihan setelah mendapat serangan air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017.
Polisi Sambut Baik
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal menyambut baik rencana kepulangan Novel, karena kepulangan Novel akan memudahkan penyidik untuk melanjutkan proses penyidikan seputar kasus teror penyiraman air keras yang dialami Novel.
“Tentunya kalau misalnya saudara Novel kembali, ini akan mempermudah atau mendukung penyidik untuk segera melakukan upaya-upaya proses hukum itu,” kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Dia menerangkan penyidik Polda Metro Jaya telah bekerja sama dengan KPK melakukan berbagai upaya dalam mengusut kasus teror yang dialami Novel, seperti memeriksa puluhan saksi hingga membuat sketsa wajah terduga pelaku.
Namun, menurutnya, berbagai upaya itu belum cukup untuk menuntaskan pengusutan kasus teror terhadap Novel.
Iqbal menegaskan setiap kasus yang ditangani polisi memiliki karakter yang berbeda-beda. Bahkan, lanjutnya, sejumlah kasus dugaan tindak pidana memakan waktu yang lama dalam proses pengungkapannya.
“Harus diingat, setiap kasus punya karakteristik berbeda. Banyak kasus-kasus lama yang baru terungkap, kasus pembunuhan dan lain-lain. Polda Metro Jaya sudah maju ke depan, upaya sudah banyak dilakukan,” ucapnya.
Saat ditanya terkait desakan sejumlah elemen masyarakat seputar pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) dalam kasus Novel, jenderal bintang satu itu tidak menanggapi secara spesifik.
Dia hanya berkata, Polri merupakan aparat penegak hukum yang bekerja berdasarkan aturan hukum.
Menurutnya, Polri tidak boleh berandai-andai dalam melaksanakan tugasnya.
“Kami ada upaya-upaya penyelidikan, penyidikan, dan pembuktian. Kami terus bekerja,” katanya.
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengaku sejauh ini pihaknya belum menyerah untuk mengungkap kasus penyiraman air keras tersebut.
“Enggak (angkat tangan), kita maju tak gentar untuk kasus Novel ini. Polisi tetap melakukan penyidikan tidak pernah mundur tetap bekerja dan kita tetap melibatkan kemarin sudah KPK, hotline dan ribuan SMS sudah diterima juga,” ujarnya saat dihubungi CNN Indonesia.com, Rabu (21/2).
Argo mengklaim belum mendapatkan informasi soal kepulangan Novel ke Indonesia. Jika terbukti Novel pulang ke Indonesia, Argo mengatakan akan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap Novel untuk dimintai keterangan terkait dengan peristiwa tersebut. Namun dia juga tetap menunggu keputusan dari penyidik.
“Nanti kalau penilaian penyidik masih kurang terkait keterangan Novel pasti akan diperiksa kembali, tapi itu tetap tergantung daripada penyidik,” tuturnya. (CNN Indonesia/DIK)