PAMEKASAN, koranmadura.com – Bakal Calon Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Kholilurrahman, mengunjungi pasien yang diduga korban dari imunisasi vaksin difteri di Puskesmas Kadur dan Puskesmas Larangan, Senin, 12 Februari 2018.
Dalam munjungan ini, mantan bupati Pamekasan tersebut berkomunikasi langsung dengan keluarga korban. Ia menanyakan kondisi yang terjadi di lapangan.
Baca Juga:
- Puluhan Santri Dilarikan ke Rumah Sakit setelah Imunisasi Difteri
- Puluhan Siswi Diduga Keracunan, Ini Penjelasan Kepala SMA Al Falah
Kepada awak media, Kholilurrahman mengatakan, pemerintah harus bijak menghadapi kejadian tersebut dan mengevalusi program vaksin difteri.
“Atas kejadian ini, pemerintah harus selalu mengkaji apa yang menjadi kekurangan, fasilitas ditambah. Kejadian ini dievaluasi apa yang menjadi kekurangan,” kata Kholilurrahman.
Menurut informasi yamg diterima anggota DPR RI tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan tengah melakukan check labfor untuk mengetahui faktor puluhan santri dilarikan ke Puskesmas pasca dilakukan vaksin difteri.
“Dinkes harus memiliki layanan kontak siaga, harus ada petugas khusus untuk memantau 24 jam, sehingga ketika ada kejadian serupa langsung teratasi dengan baik,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, pelayanan kesehatan di Puskesmas harus diutamakan, karena berhubungan dengan hidup dan mati seseorang.
“Pelayanan kesehatan wajib dikedapankan, kerena menyangkut hidup dan mati seseorang,” terangnya.
Sebelumnya, puluhan santri pondok pesantren Al Falah Kadur mengalami mual, pusing dan bahkan ada sebagian yang pingsan setelah sehari sebelumnya dilakukan imunisasi vaksin difteri oleh pihak Puskemas Kadur.
Tercatat, pasien diduga korban dari imunisasi vaksin difteri mencapai 80 orang, meliputi santri dari Ponpes Al Falah Sumber Gayam, Ponpes Hidayatul Mubtadiin dan Ponpes Al Husen Kecamatan Kadur. Mereka dirawat di Puskesmas Kadur, Puskesmas Tentanan dan Puskesmas Talang Siring Larangan, kemudian ada pula yang dirujuk ke RSUD Pamekasan. (RIDWAN/FAIROZI)