SUMENEP, koranmadura.com – Hujan lebat mengguyur wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, berjam-jam, Senin, 26 Februari 2018. Membuat air Kota Sumenep bagai mengapung. Genagan air terjadi di sejumlah titik. Mulai di jalan protokol hingga perumahan warga.
Bahkan di Desa Marengan Daya, Kecamatan Kota Sumenep, sejumlah warga tampak berbondong-bondong menyelamatkan barang berharga di rumah masing-maing. “Banjir ini karena disebabkan kali Marengan tidak mampu menampung kiriman air dari kota,” kata warga Marengan Daya, Arifin.
Di sekolah dasar negeri (SDN) Pajagalan juga terendam air sampai proses kegiatan belajar mengajar dihentikan.
Menurut pengamat lingkungan, Abd Rahman, genangan air terjadi di sejumlah titik di wilayah perkotaan Sumenep, disebabkan oleh penyempitan sejumlah drainase. Di antaranya, drainase di depan markas mobil pemadam kebakaran (damkar) atau di depan Kantor Polsek Kota, yang awalnya berdimensi 180 cm diubah menjadi 60cm, di depan Hotel Wijaya 1 awalnya berdeminsi 2 m kini tinggal 1m. Demikian juga di depan kantor Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman Cipta Karya (DPRKP) hingga jalan Asoka.
Kondisi yang sama terjadi di depan Kantor Bapedda, yang awalnya berdimensi 270cm disempitkan menjadi 1,5 cm untuk drainase ke arah Keluarhan Pajagalan. Di depan Pasar Anom menuju Tajamara ditutup. Di depan Pasar Burung Pahlawan yang awalnya berdimensi 170 cm saat ini menjadi 60cm. Di jalan Kartini dan Jalan Agus Salim dipersempit, awalnya 2,5 m menjadi 1,70 m. Begitu pula di Jalan KH Mansyur dan Jalan Cokroaminoto arah ke timur sampai Infokom ditutup.
Juga tampak di depan Hotel Utami dan Jalan Dr Cipto sal kiri jalan (sisi utara) dimensi sal berubah dari 2 m berubah menjadi 1,30 m dan sisi selatan dimensi sal 2m juga diubah 1,20m. “Data ini hasil kajian kami bersama konsultan yang profesional,” kata Abd Rahman. (JUNAIDI/RAH/DIK)