Salah satu persoalan ironis negeri ini, yang kurang memadai mendapat perhatian umat Islam termasuk kalangan elite Islam masalah narkoba. Elite dan umat Islam seperti kurang peduli dan seakan membiarkan aparat hukum pontang panting sendiri. Alih-alih desakan pada pemerintah agar segera proses eksekusi dilaksanakan; untuk menjadi perbincangan dan perhatian saja soal narkoba di internal umat dan pemimpin Islam seperti terlupakan.
Sederhana untuk mencari bukti kurangnya kepedulian itu. Tidak pernah ada demo besar sejenis 212 terkait peredaran narkoba. Sangat jarang untuk tidak disebut hampir tak pernah terdengar perhatian bersifat massif, terstruktur dan sistematis dari umat dan pemimpin Islam negeri ini. Yang ramai perbincangan dan jadi perhatian hal-hal bernuansa politik seperti isyu komunis, Pilkada dan yang lagi ramai kepulangan Rizieq Shihab.
Padahal dalam dua pekan ini saja Polri, BNN, TNI dan Bea Cukai serta aparat terkait mengamankan 1,1 ton sabu, lalu 1,8 ton sabu lainnya. Sebelumnya, pada pertengahan tahun lalu ada 1 ton sabu diamankan yang masuk melalui Banten. Tak sampai satu bulan 300 kg sabu pada tahun yang sama berhasil ditemukan aparat hukum di kawasan Pluit, Jakarta Utara.
Tidak perlu penjelasan rinci apa akibat bila barang-barang haram yang disita aparat beredar di tengah masyarakat. Ratusan ribu dan bisa jadi jutaan anak muda negeri ini akan hancur jiwa dan fisiknya. Bukan basa basi bila ada ungkapan belakangan ini memang ada upaya menghancurkan dan merusak generasi muda negeri ini.
Data-data dari BNN tentang rakyat negeri ini yang terseret narkoba sangat jelas memperlihatkan eskalasinya. Hanya dalam waktu tak sampai dua tahun terjadi peningkatan pemakai narkoba sangat luar biasa dari sekitar 4,2 menjadi 5,9. Itupun data tahun lalu, yang mungkin saja belum terupdate penambahan jumlah generasi muda yang terjebak pemakaian narkoba. Ekspos beberapa artis tertangkap menggunakan narkoba dalam kurun waktu belakangan, terakhir 3 anak penyanyi dangdut Elvy Sukaesih, seharusnya makin membuka mata siapapun yang berpikir waras tentang bahaya dasyat narkoba.
Kemana dan di mana suara umat Islam pada persoalan super sangat serius ini? Ingat penyebaran narkoba jika memang diskenariokan merusak rakyat negeri ini sudah pasti mengarah pada umat Islam. Bukankah umat Islam mayoritas di negeri ini?
Para penggiat anti narkoba belakangan ini sudah sangat getol mengkampanyekan perang menghadapi narkoba. Aparat hukum dari data hasil pengamanan sabu yang berton-ton belakangan ini sudah memperlihatkan kesungguhannya. Belakangan yang dituntut oleh penggiat anti narkoba adalah konsistensi dan proses eksekusi mati para bandar dan pengedar narkoba, yang harus diakui agak terhenti.
Mengapa umat dan pemimpin Islam perlu menyatukan langkah soal narkoba ini? Sederhana. Korban sudah jelas mayoritas umat Islam. Yang tak kalah penting fakta-fakta riil yang terbentang di depan mata dampak dan eskalasi sangat cepat dari narkoba. Bahkan, sampai anak-anak SD pun dijadikan sasaran para pengedar narkoba.
Seharusnya fakta dan realitas dasyat dampak narkoba ini menggerakkan konsen dan perhatian umat dan pemimpin Islam. Karena bagaimanapun menghadapi peredaran narkoba yang sangat massif memerlukan partisipasi dan perhatian seluruh masyarakat. Ini seharusnya menjadi ladang jihad karena narkoba sebagaimana disebutkan BNN sudah membunuh sekitar 50 orang perhari. Berarti setahun narkoba membunuh sekitar 18 ribu orang di negeri ini.
Kepedulian umat dan pemimpin Islam ini diharapkan dapat memberi energi kepada para aparat hukum yang banting tulang memerangi bandar dan pengedar narkoba. Yang tak kalah penting diharapkan dapat menjadi pressure (tekanan) kuat agar proses hukum terutama eksekusi mati dilanjutkan dan dipercepat oleh Kejaksaan Agung. Sebab 75 persen peredaran narkoba dikendalikan dari lembaga pemasyarakatan.
Jangan lupa, eksekusi mati ini sangat jelas merupakan bagian dari pidana Islam. Karena itu tekanan dan dorongan pada pemerintah agar segera mengeksekusi terpidana narkoba yang sudah diputuskan pengadilan sejalan nilai-nilai ajaran agama Islam.
Ketakpedulian umat dan pemimpin Islam pada bahaya besar narkoba dari paparan selintas ini sejatinya memang membingungkan. Padahal fakta, data bahaya narkoba sangat jelas serta terutama sasarannya mayoritas umat Islam negeri ini. Aneh kan, untuk yang sudah menyerang dan membunuhi umat Islam seperti didiamkan.