SUMENEP, koranmadura.com – Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat (PUPR) dan Cipta Karya Sumenep Bambang Iriyanto mengatakan, salah satu penyebab terjadinya genangan air kemarin di berbagai titik area perkotaan karena tidak berfungsinya sejumlah drainase dan adanya perubahan tata guna lahan (land use).
“Selain itu juga banyak area terbuka yang dapat menyerap air, saat ini berubah menjadi lahan berpaving atau di plester, sehingga pada saat hujan deras tidak ada serap,” katanya.
Persoalan itu, kata Bambang, memang perlu penanganan serius dan cepat. “Oleh karena itu, saya langsung mengirimkan surat ke Bapak Bupati untuk meminta petunjuk dalam pelaksanaan proyek normalisasi saluran air di Sumenep ini,” jelasnya.
Sementara langkah lain yang dilakukan saat ini, Dinas PUPR Cipta Karya telah membuat rekayasa sistem drainase. Itu dilakukan untuk mengurangi daerah pematusan (cathment area). Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 7 miliar yang bakal direalisasikan untuk normalisasi di empat (4) titik.
Emapat titik itu saluran drainase Jl. Gapura ke Kali Patrian, Pembangunan saluran mulai dari MTs Negeri-Koramil menuju Kali Patrian, Pembangunan Kolam Detensi Perumahan Asabri dan pembangunan Drainase di Jl. Kartini-Jl. Jati Mas Emas menuju Kali patrian. Anggaran yang dibutuhkan untuk normalisasi di 4 titik iti diperkirakan mencapai Rp 7 miliar.
Menurutnya, apabila proyek itu dilakukan secara serentak tahun ini membutuhkan anggaran yang cukup besar. Diperkirakan mencapai Rp 55 miliar. “Jika normalisasi dilakukan semua anggarannya sekitar Rp 55 miliar. Makanya kami upayakan normalisasi ini dilakukan secara bertahap setiap tahun,” tegasnya. (JUNAIDI/MK/VEM)