MADURA, koranmadura.com – Seiring dengan heboh wacana kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab ke Indonesia, di media social beredar foto banner ucapan selamat datang atas kepulangan Rizieq dari Arab Saudi.
Dalam foto banner berlatar gambar singa dan Habib Rizieq Shihab itu pada bagian atas tertulis “Ahlan wa Sahlan wa Marhaban Biqudumikum ya Asada Allah wa Rasulih” dalam tulisan arab. Di bawahnya tertulis “Selamat Datang Wahai SINGANYA ALLAH dan RASULNYA di Bumi MADURA”.
Menangapi status Facebook Marzuki Wahid yang dibagikan Fathol Haliq, Ahmad Badrus Sholihin mengatakan, melihat susunan kalimat secara nahwiyyah (ilmu Nahwu) memang kalimat di atas sangat ambigu. Kacau.
“Antara mengathofkan kata ‘rasulahu’ dengan ‘asad’ atau dengan ‘Allah’. Yang membuat ambigu adalah dlomir ‘hu’ yang terletak setelah kata ‘rasulahu’,” tulisnya.
Sementara akun Facebook Muhammad Al-Faiz dalam status facebooknya mengatakan tidak ada yang salah dengan susunan kalimat dalam foto banner yang beredar luas di jejaring social itu.
“Ribut soal “Yâ AsadaLlâhi wa Rasûlihî” yang disalah-salahkan scr gramatikal. Apanya yang salah ya?! *mikir* Saya rasa tidak ada. Ya, kecuali jika memang salah cara membacanya. Bagi yang sulit -untuk tidak mengatakan gagal- paham maksud dari susunan kalimat itu, saya syarahkan deh: Yâ AsadaLlâhi wa (asada) Rasûlihî,” tulisnya.
Sedangkan akun Facebook Rikal Dikri Muthahhari mengatakan, dirinya jadi ingat saat belajar ‘Athaf di pondok dulu. “Yang saya ingat ‘Athaf terbagi dua yaitu Bayan dan Nasaq. Bayan itu sama halnya seperti Na’at, bisa juga dijadikan badal,” jelasnya.
Dalam kalimat baliho ini Yaa Asadallah wa Rosuulahu. “Banyak orang mengira Habib Rizieq itu Rasulullah dalam kalimat ini. Saya kira itu keterlaluan,” paparnya.
“Kalau saya luruskan sedikit, Yaa (Nida/Munada) di lafal Yaa Asadallah itu adalah Munada Mudlaf, seperti lafal Yaa Ghulaama Zaidin. Yang jadi masalah bagi orang-orang mengartikan kalimat Wa Rasuulahu,” lanjutnya.
“Di Baliho ditulis latin dengan kalimat “Singanya Allah dan Rasulnya”, orang seketika menafsirkan Habib Rizieq itu Rasulnya Allah. Tidaklah. Tapi memang bagi saya arti Indonesianya memang salah, karena dalam bahasa Indonesia tidak ada istilah ‘Athaf. Seharusnya “Singanya Allah dan Singanya Rasulullah”, kalau seperti ini lebih enak dicerna.
Dalam kalimat itu mengathafkan isim mahdlah, seperti kalimat Ja’a Zaidun wa ‘Amrun bitaqdirillafdzi wal hukmi ae Ja’a Zaidun wa Ja’a ‘Amrun.
Karena ‘athafnya adalah ‘Athaf Nasaq Tasyriq Lafdzan Wa Hukman, dan Harful ‘athfi nya ada Wa-wu maka maknanya Muthlaqul Jam’i, jadi makna dari kalimat Yaa Asadallah wa Rasuulahu adalah Yaa Asadallah Wa Asada Rasuulihi (Wahai Singanya Allah dan Singanya Rasulullah).” (MK/VEM)