PAMEKASAN, koranmadura.com – Perusahaan importir garam PT. Mitra Tunggal Swakarsa (MTS) yang berada di Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, mengakui telah melakukan impor garam beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan Divisi Public Relation PT. MTS, Ardi Setya Mudiantara, usai memenuhi panggilan Komisi II DPRD Pamekasan, Kamis, 22 Februari 2018. Menurutnya, impor garam yang dilakukan itu merupakan jatah kuota impor garam tahun 2017, yang batas akhirnya masuk ke Indonesia hingga Februari 2018.
“26 ribu ton yang kami impor beberapa waktu lalu itu bukan kuota 2018, tapi jatah 2017. Perusahaan kami dapat jatah impor garam 70 ribu ton di 2017. Saat ini total yang kami impor sebanyak 49 ribu ton,” kata Ardi.
Lanjut, pihaknya mengklaim usaha impor garam yang lakukan tidak akan berdampak pada garam rakyat di Madura, sebab garam luar negeri yang masuk ke perusahaannya, khusus untuk supplier di luar Madura.
“Garam impor itu kami olah lalu kami kirim lagi ke supplier yang jadi pemasok garam ke perusahaan. Jadi, usaha kami tidak akan menggangu garam rakyat. Kami ingin, perusahaan kami bisa maju bersama para petambak garam di Madura, khususnya Pamekasan,” ungkapnya. (ALI SYAHRONI/MK)