SUMENEP, koranmadura.com – Kesadaran masyarakat Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuat elektonik kartu tanda penduduk (e-KTP) masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil pencocokan dan penelitian (coklit) calon pemilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, ditemukan julah warga yang tidak memiliki e-KTP lebih besar daripada jumlah panitia pemutakhiran data pemilih (PPDP) pilkada yang berjumlah 2.400 orang di Sumenep.
“Berdasarkan monitoring yang dilakukan KPU, sebanyak 20 ribu penduduk Sumenep belum memiliki e-KTP,” kata Komisioner KPU setempat, Rahbini, Kamis, 22 Februari 2018.
Menurutnya, meski belum memiiki e-KTP, mereka tetap diperbolehkan menentukan hak suaranya di pilgub Jatim, Juni mendatang. Hanya saja, mereka diberi tanda dalam data yang dibawa oleh PPDP.
“Hasil coklit saat ini masih di PPS. Masih disusun untuk membedakan mana saja yang memenuhi syarat (memilih) dan siapa saja warga yang belum memiliki e-KTP,” terangnya.
Jumlah PPDP itu sama persis dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) Pilgub. Jadi, setiap seorang PPDP melakukan pemutakhiran data pemilih di satu TPS.
Pada Pilgub 2018, ada dua pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Paslon 1 Khafifah Indar Parawansah – Emil Elestianto Dardak. Sedangkan paslon 2 Saifullah Yusuf (Gus Ipul) – Puti Guntur Soekarno. (JUNAIDI/RAH/DIK)