SUMENEP, koranmadura.com – Setidaknya ada 393 anak di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, putus sekolah karena bekerja. Rinciannya, 202 berjenis kelamin laki-laki dan 191 perempuan. Angka ini didasarkan pada data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumenep, selama 2017.
Kepala Disnakertrans Sumenep, Moh. Fadhillah mengatakan rata-rata mereka bekerja saat usia 7 sampai 17 tahun. Mereka tersebar hampir di semua kecamatan di Sumenep, baik di daratan maupun kepulauan.
“Tapi, rata-rata mereka bukan pekerja buruh. Hanya bekerja membantu orang tua atau mencari pekerjaan lain yang sifatnya tidak tetap,” terangnya.
Salah satu langkah yang bakal dilakukan ke depan, lanjut Fadhillah, pihaknya akan terus melakukan upaya mengurangi anak yang dipekerjakan. Salah satunya, kegiatan Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH).
“Kami harapkan ke depan pekerja anak ini terus berkurang dan anak yang masih usia sekolah agar kembali aktif di bersekolah,” tegasnya.
Kendati demikian, kata Fadhillah, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan 2013 yang mencapai 3800 anak yang putus sekolah karena membantu orangtuanya bekarja. (JUNAIDI/RAH/DIK)