SUMENEP, koranmadura.com – Ada hal tak biasa terjadi di kantor DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur, hari ini, Kamis, 8 Pebruari 2018. Sekitar pukul 11.00 WIB tiba-tiba datang beberapa orang, dan langsung “berjualan” di dalam kantor wakil rakyat.
Pantauan di lokasi, sebelum membuka “lapak”, mereka terlihat menempelkan beberapa kertas di dinding. Kertas-kertas putih itu bertuliskan: “Jangan Biarkan Pasar Kumuh”; “Apa Kabar DPRD yang Terxxxxxx”; dan “Nasib Revitalisasi Pasar Tradisional Bagaimana”.
Beberapa komoditas yang “dijual” saat itu ialah pisang, sayur, jagung, dan krupuk. Belakangan diketahui, itu merupakan aksi untuk mendorong DPRD Sumenep supaya mendorong pemerintah setempat agar lebih memperhatikan pasar tradisional di kabupaten paling timur Pulau Madura.
“Saya harap pemerintah, khususnya kawan-kawan di DPRD, Komisi II terutama, supaya mendorong agar pasar tradisional yang ada di Kabupaten Sumenep ini tidak kumuh,” kata salah seorang di antara mereka, Zainuri.
Menurut pria yang akrab disapa KI Demang ini, diperlukan konsep yang jelas dalam pembangunan dan pengelolaan pasar tradisional ke depan. “Saya juga berharap, dinas terkait tidak bungkam,” tegasnya.
Menanggapi aksi tersebut, anggota Komisi II, Bambang Prayogi mengaku bingung. Dia mengaku tidak tahu tujuannya untuk apa. Apalagi tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
“Saya juga bingung, teman-teman itu maunya ke mana? Kalau mereka ingin menyampaikan aspirasi, harusnya masuk saja ke komisi yang membidangi pasar. Kebetulan memang Komisi II. Sampaikan maksud dan tujuannya,” katanya.
Dengan dibicarakan baik-baik, menurut Bambang, pihaknya akan lebih mudah mengidentifikasi pokok persoalannya. Apalagi menyangkut pasar tradisional. “Pasar tradisional yang mana, apakah yang dikelola desa, pemerintah, atau swasta? Kalau aksinya seperti itu, kami tak mau tahu. Ya, semoga saja apa yang mereka perjuangan tercapai,” tegasnya. (FATHOL ALIF/MK)