JAKARTA, koranmadura.com – Di Indonesia akan terjadi peristiwa hari tanpa bayangan, Rabu, 21 Maret 2018. Tepatnya pada siang hari, karena matahari tepat di atas garis ekuator (khatulistiwa). Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), pada hari tanpa bayangan, lapisan ionosfer di atmosfer akan meningkat.
Atmosfer bumi ini terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer/ionosfer, dan eksosfer. “Pada bulan Maret dan September itu ada ionosfer yang dalam jumlah banyak. Nah, besok itu (salah satu) puncaknya,” kata Rhorom Priyatikanto dari Pusat Sains Antariksa LAPAN, Selasa, 20 Maret 2018.
Menurutnya, lapisan ionosfer merupakan lapisan yang sangat berguna dan bermanfaat bagi perkembangan telekomunikasi manusia. Namun dengan kondisi ionosfer yang jumlahnya banyak tersebut dapat mengganggu komunikasi radio hingga sinyal GPS. “Gangguan bisa terjadi dan lebih tinggi, tapi tidak membuat seperti sinyal benar-benar hilang, melainkan hanya lebih sering kena gangguannya,” ucapnya.
LAPAN bermaksud meneliti keadaan ini secara berkelanjutan. Fenomena hari tanpa bayangan tak hanya berlansung di Pontianak saja, tetapi juga daerah yang dilalui oleh garis khatulistiwa, seperti di Bonjol, Bontang, Riau, Parigi Moutong, Kepulauan Kayoa, Amberi, dan Gebe. Kejadian seperti ini berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu besok hari dan 23 September 2018. (DETIK.com/RAH/DIK)