SUMENEP, koranmadura.com – Bupati Sumenep A Busyro Karim menyebutkan penanganan banjir di daerah Kota Sumenep butuh waktu sekitar tiga tahun. Sementara anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 55 miliar.
“Anggaran untuk penataan kota sampai Rp 55 miliar kalau tidak salah, agar kota ini semakin baik termasuk mengenai penanganan genangan air (banjir, red) untuk dua atau tiga tahun kedepan,” katanya.
Setiap turun hujan, sejumlah titik selalu mengalami banjir. Bahkan, banjir beberapa waktu lalu hingga masuk ke rumah dinas Wakil Bupati Achmad Fausi dan Rumah Sakit dr H. Moh Anwar Sumenep.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat (PUPR) dan Cipta Karya Sumenep Bambang Iriyanto mengatakan, salah satu penyebab terjadinya ganjir di berbagai titik area perkotaan karena tidak berfungsinya sejumlah drainase dan adanya perubahan tata guna lahan (land use).
“Selain itu juga banyak area terbuka yang dapat menyerap air, saat ini berubah menjadi lahan berpaving atau diplester, sehingga pada saat hujan deras tidak ada serapan,” katanya.
Persoalan itu, kata Bambang, perlu penanganan serius dan cepat. “Oleh karena itu, saya langsung mengirimkan surat ke Bapak Bupati untuk meminta petunjuk dalam pelaksanaan proyek normalisasi saluran air di Sumenep ini,” jelasnya. (JUNAIDI/MK/DIK)