SUMENEP, koranmadura.com – Salah seorang korban kecelakaan (laka) laut di wilayah perairan Sapeken, Muhjiruddin, warga Desa/Kecamatan Sapeken, menuturkan kejadian nahas yang dialami dirinya bersama 33 orang lainnya pada Kamis lalu, 8 Maret 2018.
Menurutnya, siang itu dirinya bersama sejumlah santri dari Pondok Pesantren Abu Hurairah hendak melakukan safari dakwah di Desa Tanjung Kiaok di Pulau Sepanjang, Kecamatan Sapeken.
Baca: Ini Kronologi Laka Laut di Perairan Sapeken
Bersama rombongan, dia berangkat menyebarang laut dari Sapeken menuju lokasi menggunakan perahu kayu bernama Kota Baru. Perahu tersebut milik Sahrudin, warga Desa/Kecamatan Sapeken.
“Setelah kami berjalan sekitar beberapa menit, tiba-tiba perahu kami oleng,” tuturnya, Sabtu, 10 Maret 2018. Dia tak menuturkan secara pasti lokasi kejadian tersebut. Namun berdasarkan rilis Polres Sumenep, lokasinya di sebelah barat Pulau Saredeng Besar, Desa Sasiil.
Akibatnya, sambung dia, sebagian besar penumpang tercebur ke laut. “Hanya ada sekitar empat orang atau lebih yang tetap di atas perahu,” tuturnya, lebih lanjut.
Saat ini, Muhjiruddin sedang berada di rumah sakit di Singaraja, Bali. Anak dan istrinya sekarang masih diwarat di sana karena membutuhkan perawatan lebih serius.
Baca: Tiga Korban Laka Laut di Sapeken Dirujuk ke Bali
Anak Muhjiruddin yang sedang dirawat di Bali atas nama Izril Basitun Ahkam, usia 7 bulan. Sementara istrinya bernama Iis Nur Jannah.
Seperti diketahui, akibat peristiwa tersebut, di antaranya, saat ini empat orang belum ditemukan, satu orang dinyatakan meninggal dunia atas nama Dewana Kiswatul Izza (17 tahun), warga Desa/Kecamatan Sapeken. (FATHOL ALIF/MK/VEM)