BOYOLALI, koranmadura.com – Komplotan pencuri sebanyak 5 orang yang mengaku petugas PLN diringkus jajaran petugas Polsek Boyolali, Rabu, 7 Maret 2018. 4 pelaku di antaranya dihadiahi timah panas di kakinya, karena berusaha kabur saat hendak ditangkap polisi.
“Mereka adalah pelaku pencurian dengan pemberatan dengan modus mengaku sebagai petugas PLN,” kata Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi.
Aries mengatakan mereka ditangkap tim sapu jagat Resmob Polres Boyolali bersama Unit Reskrim Polsek Boyolali Kota, Rabu pagi tadi, di 2 lokasi berbeda. Dua orang pelaku ditangkap di wilayah Wonogiri dan 3 lainnya dibekuk di daerah Parangtritis, Yogyakarta. Mereka ditangkap saat menginap di hotel.
Masing-masing bernama Satrawi (41), warga Surabaya; Salinilman alias Hilman (35), warga Surabaya, Indra Yana (44), warga Bandung, dan Febri Putra (38), warga Surabaya, serta Sidiq Priambodo (33), warga Kabupaten Wonogiri.
Empat pelaku yang ditembus peluru tak lain Satrawi, Salinilman, Indra Yana, dan Febri Putra.
“Di Boyolali mereka telah melakukan aksinya sebanyak dua kali,” jelasnya.
Menurut Aries, mereka pernah melakukan aksinya di rumah Monika Ikawati (74), warga Kecamatan Boyolali Kota, Sabtu, 3 Maret 2018. Korban mengalami kerugian perhiasan dua pasang anting emas, satu buah liontin batu hijau, satu liontin batu putih, sepasang anting mutiara dan uang tunai Rp 10,9 juta.
Senin, 5 Maret tahun ini, kembali beraksi di wilayah Boyolali Kota. Korbannya Goei Siok Nio (79). Di rumah korban ini, mereka menggasak sejumlah barang perhiasan dan lain-lain. Akan tetapi, kejahatannya terekam cctv, sehingga identitasnya tercium polisi. Tidak mau kecolongan, setelah dilakukan pelacakan dan ditemukan tempat persembunyiannya, polisi langsung bertindak.
Barang bukti diduga hasil kejahatan komplotan ini, berupa dua sepeda motor Yamaha Mio GT Nopol AE-2356-NC dan Honda Beat AD-2724-AAG, sejumlah perhiasan emas, dompet, dan ponsel, serta baju seragam bertuliskan PLN dan ID card PLN palsu diamankan polisi. “Hanya satu yang mengenakan baju seragam (bertuliskan PLN). Lainnya tidak,” kata Willy.
Modusnya, seorang pelaku mengajak korban berbincang-bincang untuk mengalihkan perhatian, sedangkan temannya masuk rumah korban dengan pura-pura mengecek instalasi atau jaringan listrik.
Mereka masuk ke kamar-kamar korban dan mengobrak-abrik isinya. “Setelah mendapat harta benda korban, mereka langsung pergi dan tidak melanjutkan pekerjaannya (memperbaiki instalasi listrik),” imbuh Willy. (DETIK.COM/RAH/VEM)