ASMAT, koranmadura.com – Akibat ketersediaan air bersih sangat sulit dipenuhi, warga suku Asmat, Kabupaten Asmat, Papua, terpaksa menampung air hujan.
“Kami hanya menampung air dari hujan saja di sini. Makanya, setiap rumah ada tong untuk tampung air hujan,” kata Ampo, salah seorang warga di Asmat, Papua, Kamis, 15 Maret 2018.
Ketersediaan air bersih di wilayah ini memang sangat sulit, karena kondisi geografisnya berupa tanah rawa. Di musim hujan seperti saat ini, mereka harus menadah air hujan untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi ketika musim kemarau. Mereka tambah susah, harus mencari sumber air ke tempat yang cukup jauh. Itu pun diperoleh dari air sungai atau kali. “Tapi kondisinya tidak bagus, airnya juga warnanya coklat di kali itu,” imbuhnya.
Sementara kalaupun ada air di sekitar tempat tinggal mereka, rasanya payau. Karena itulah, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menaruh perhatian khusus terhadap suku ini.
Pemerintah sudah menyediakan sistem pengolahan air minum dan akan membangun 9 penampungan air hujan. Ukurannya mencapai 20×25 meter persegi dengan kedalaman 2 meter. Selain itu,pemerintah juga akan membangun 4 jembatan gantung, merevitalisasi 114 rumah, dan akan membangun 100 rumah baru. (DETIK.com/RAH/DIK)