Mencintai daerah tempat bermukim merupakan bagian dari fitrah manusia. Ada yang karena daerah bersangkutan sebagai tempat lahir sampai tumbuh dewasa. Ada karena ikatan perjalanan pendidikan atau yang paling sederhana terkait makanan kesukaan.
Seseorang yang lahir di satu daerah, keluarga turun temurun berada di daerah itu, hidup dalam kebiasaan masyarakat itu, sangat mungkin memiliki ikatan kecintaan pada daerahnya. Apalagi ketika seseorang merasa mendapatkan kehidupan, bekerja dan menetap di daerah itu. Sangat manusiawi; wajar bila semua itu menumbuhkan ikatan kecintaan kedaerahan yang pada taraf lebih serius ingin memajukan daerahnya.
Yang tak wajar justru ketika berkembang sikap ketakpedulian; sikap yang penting asal diri sendiri enak. Tak peduli pada apa yang terjadi pada daerah dan kepentingan seluruh masyarakat. Bahwa daerah dieksploitasi kekayaan alamnya misalnya oleh orang lain tak peduli; yang penting dirinya selamat. Bahwa daerah mengalami kebangkrutan, dianggap bukan urusannya.
Kecintaan yang sering disebut nasionalisme berbasis lokal ini sebenarnya tak kalah penting dari nasionalisme dalam artian keindonesiaan. Bahkan nasionalisme lokal ini merupakan fondasi awal kecintaan pada negeri ini. Dari titik kecintaan berlatar belakang lokal ini tumbuh bibit-bibit nasionalisme melalui bangunan hubungan antar daerah yang kemudian membentuk kesatuan bernama Indonesia.
Sangat jelas, merasa sebagai orang Indonesia tentu perlu dirasakan dan diresapi melalui kecintaan kedaerahan. Ini akan menjadi akar yang akan menancap kokoh sebagai pengikat utama untuk sebuah ikatan besar bernama nasionalisme. Bisa jadi, tanpa kedaerahan nasionalisme seperti kehilangan akar penguat; kehilangan energi dan ikatan batin. Tanpa ikatan kedaerahan nasionalisme bisa kering, gersang dan mudah memuai.
Tak usah ragu untuk membangkitkan nasioalisme berbasis lokal ini melalui upaya mengarahkan secara optimal sebagian besar potensi daerah bagi masyarakatnya. Seluruh masyarakat diupayakan harus menikmati; merasakan bahwa berada dalam daerah tempatnya lahir memberikan kebahagian lahir dan batin. Terangkai ikatan kecintaan seperti seorang petani, yang mencintai sawahnya. Ia mencintai sawah miliknya karena merasa sawah tempatnya berpijak memberikan energi melanjutkan kehidupan.
Memperjuangan kepentingan daerah merupakan bagian menumbuhkan kecintaan pada daerah yang akan menguatkan semangat nasionalisme. Demikian pula menjaga situasi daerah agar tenang, jauh dari konflik, senantiasa penuh kedamaian merupakan bagian dari mewujudkan kecintaan itu.
Di masa menjelang pelaksanaan Pilkada ini seluruh warga daerah diuji kecintaannya. Para calon pimpinan daerah, para pendukung, partai politik, termasuk juga KPUD yang menjadi pelaksana Pilkada diharapkan mampu mewujudkan kecintaan itu melalui kemampuan mengembangkan kedewasaan dalam berpolitik. Perbedaan pilihan dan dukungan tidak memunculkan ketegangan apalagi sampai menimbulkan konflik berkepanjangan.
Kepentingan menjaga daerah tercinta, agar senantiasa kondusif, damai, diletakkan sebagai prioritas utama tanpa kecuali. Kejadian dan perilaku apapun semaksimal mungkin harus menghindari segala sesuatu yang dapat merusak ketentraman dan kedamaian daerah.
Upaya mengedepankan kepentingan kedaerahan secara proporsioanal, jika obyektif untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat daerah merupakan bagian dari mata rantai memperkuat nasionalisme. Demikian pula menjaga kedamaian kehidupan daerah dari hal apapun.
Masyarakat daerah di manapun di negeri ini, akan tetap memiliki nasionalisme bila sebagai warga negara terayomi dengan baik; termasuk bila mendapat ruang ekspresi proporsional kepentingan kedaerahan. Inilah sebenarnya makna indah Bhinneka Tunggal Ika. Ada warna warni, pernik-pernik kedaerahan yang selalu dijaga masyarakat daerah. Semuanya tetap dalam ikatan kesatuan bernama Indonesia.