SAMPANG, koranmadura.com – Pembangunan instalasi pompa air di lima titik Kali Kamoning yang dianggarkan hingga belasan miliar rupiah oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dinilai tidak bermanfaat bagi masyarakat Sampang, karena banjir masih terus terjadi di wilayah tersebut.
Menurut Ripto, Ketua RT 5 RW 6, Jalan Sejahtera, Kelurahan Rongtengah, pembangunan instalasi pompa banjir di kampungnya hingga Maret 2018 masih tidak bisa dipakai.
“Kami sebagai warga terdampak banjir dan berada di sekitar pembangunan pompa banjir, sangat berharap bisa difungsikan. Tapi karena tidak dapat difungsikan hingga saat ini, maka bantuan Pemprov Jatim itu tidak bermanfaat sama sekali kepada masyarakat ketika banjir melanda Sampang. Padahal seharusnya 2017 lalu itu sudah selesai, tapi sampai sekarang tampaknya masih di bawah 50 persen pengerjaannya,” keluhnya, Senin, 12 Maret 2018.
Baca: Terdampak Banjir Sampang Meluas
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Sampang, Tony Moerdiwanto mengatakan sejauh ini pihak Provinsi Jatim kurang proaktif terhadap persoalan tersebut. Dia mengatakan dari lima titik pompa banjir itu, ada beberapa titik di antaranya harus ditender ulang.
“Semuanya ada lima titik, tapi ada tiga titik yang belum bisa difungsikan. Sedangkan yang sudah bisa difungsikan itu berada di titik Jalan Teratai, Kelurahan Dalpenang dan di Desa Panggung, Kecamatan Kota (pompa dag bukor),” ucapnya.
Di tempat terpisah Kabid DO Operasional UPT Pengelolaan Sumber Air di Kabupaten Pamekasan, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Pemprov Jatim, Ahmad Romadhan mengatakan, tiga titik instalasi pompa banjir di Sampang yang saat ini belum bisa digunakan lantaran kontraktornya telah diputus kontrak setelah pekerjaannya melebihi waktu yang ditentukan.
“Tahun ini akan dilanjutkan karena proses lelang sudah mulai. Saya kurang tahu pasti bulan apa karena saya hanya sebagai monitoring di lapangan,” ujarnya.
Sedangkan dua titik yang sudah bisa digunakan itup pun sebanarnya masih belum selesai 100 persen. Menurutnya, masih perlu dilengkapi dengan pengaman, tangga, pagar, dan lampu penerangan. “Kami tegaskan secara teknis mesin pompa itu bisa dipakai semuanya,” tandasnya.
Kelima titik pembangunan instalasi pompa banjir itu ada di jalan Delima, Kelurahan Gunung Sekar (pompa pandian), dikerjakan oleh PT Indo Penta Bumi Permai dengan anggaran sebesar Rp 7 miliar 650 juta lebih.
Pembangunan instalasi pompa sungai Kali Kamoning, jalan Bahagia, Kelurahan Rongtengah (pompa jrangon) dan di kampung Kajuk, Kelurahan Rongtengah (pompa kajuk) dikerjakan oleh PT Indopenta Bumi Permai dengan nilai kontrak senilai Rp 13 miliar 999 juta lebih.
Kemudian pembangunan instalasi pompa banjir sungai Kali Kamoning di Desa Panggung, Kecamatan Kota (pompa dag bukor) oleh PT Ganesha Jaya dengan nilai kontrak senilai Rp 18 miliar 669 juta lebih.
Pembangunan instalasi pompa banjir sungai Kamoning di jalan Teratai, Kelurahan Dalpenang (pompa jagalan) oleh PT. Gala Karya dengan nilai kontrak sebesar Rp 7 miliar 936 juta lebih.
Terakhir Supervisi konstruksi pembangunan instalasi banjir sungai Kali Kamuning (pengawasan) oleh PT Mitra Cipta Engineering consultant dengan nilai kontrak sebesar Rp 642 juta lebih. (MUHLIS/RAH/ROS)