Ponorogo, koranmadura.com – Polisi mengamankan empat anak punk di perempatan Alun-Alun Ponorogo, Selasa, 24 April 2018. Keempat anak punk ini terdiri atas dua perempuan dan dua laki-laki. Apa kesalahan mereka?
Keempat anak ini awalnya diketahui mengendarai sepeda motor namun kemudian dihentikan oleh polisi yang berjaga di pos depan masjid Agung Ponorogo karena tidak memiliki kelengkapan surat kendaraan.
“Karena tidak bisa menunjukkan SIM, akhirnya kami bawa ke Mapolres Ponorogo untuk dilakukan pembinaan,” tutur Kapolres Ponorogo AKBP Radiant di halaman Mako Polres Ponorogo, Selasa.
Keempatnya masing-masing bernama Anisa Setya Putri (16), Devi Oktavilla Putri (16), Ricko Reonaldo (17) dan Steven Chandra (20). Setibanya di Mako, keempat anak ini pun langsung dihukum dengan cara hormat kepada sang saka merah putih dan membaca Pancasila.
Dari pengamatan, keempat anak punk ini awalnya diminta hormat kepada sang saka merah putih, lalu diminta membaca Pancasila. Ternyata keempatnya dapat membacakan Pancasila dengan sempurna dan lantang. Namun penampilan mereka begitu menarik perhatian.
Ini terlihat pada dua anak punk laki-laki yang telinganya dilubangi cukup besar. Beberapa dari mereka juga ada yang ditato di tangan, kaki ataupun leher.
Menariknya, Radiant sempat bertanya tentang telinga mereka yang dilubangi. Tak disangka keduanya mereka kompak menjawab hal itu adalah untuk ekspresi seni. “Seninya di mana. Saya malah takut lihat penampilanmu ini, serem, telinganya berlubang,” tandas Radiant.
Menurut Radiant, anak-anak punk ini merupakan korban salah pergaulan. “Mungkin karena masalah ekonomi atau orang tua, akhirnya mereka pelampiasannya dengan jadi anak jalanan,” tuturnya.
Radiant bahkan sempat turun tangan ikut menceramahi anak punk ini supaya mau kembali ke jalan yang benar dan mau merubah penampilan yang awalnya ‘sangar’ menjadi lebih santun.
“Kalau dandannya seperti ini, kuping dibolong-bolong, rambut diwarnai masyarakat kan takut sama mereka, mereka ini masih anak-anak harusnya masa depannya masih panjang,” tegas dia.
Radiant menambahkan, anggotanya memang sering melakukan razia anak punk demi keamanan wilayah Ponorogo. Selain itu, usai tertangkap mereka pun langsung diberikan pembinaan agar tidak kembali menjadi anak punk.
Usai melakukan assessment, keempat anak punk ini pun dibawa ke Dinas Sosial untuk mendapatkan pembinaan. “Nanti setelah dibina kami kembalikan lagi ke masing-masing orang tua,” pungkas Radiant. (Detik.com/MK)