SUMENEP, koranmadura.com – Sejak beberapa waktu lalu sejumlah warga di Kecamatan Batang-batang berencana membangun tambak udang di sekitar Pantai Lombang, Kecamatan Batang-batang, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Lokasi yang bakal dibangun berada di sebelah barat jalan menuju pantai lombang dari arah selatan atau dari pintu masuk. Kabarnya saat ini sejumlah pohon cemara sudah tidak ada, karena tanahnya telah diratakan sebagai persiapan pembangunan tambak, meskipun izin dari pemerintah daerah belum diterbitkan.
Menanggapi hal itu, Bupati Sumenep A Busyro Karim menyatakan penolakan atas rencana itu. Penolakan tersebut ditegaskan di hadapan para pengusaha saat Bupati Sumenep penyampaikan paparan tentang potensi wisata alam yang dimiliki kabupaten berlambangkan kuda terbang, Sabtu malam, 14 April 2018 di Pendopo Agung.
“Tidak usah dibangun tambak, pasti dibongkar,” tegasnya.
Rencana pembangunan tambak itu diletakkan ditanah milik warga sekitar. Luas lahannya yang dipersiapkan sekitar 10 hektar.
Larangan itu lanjut Busyro, lokasinya berada di area terlarang untuk pembangunan tambak, karena berada dikawasan wisata. “Gak ada, pasti (dibongkar),” jelasnya.
Pantai Lombang merupakan salah satu destinasi wisata yang telah lama dikenal hingga manca negara. Salah satu keunikan yang dimiliki, sekitar 12 Kilometer dipenuhi cemara udang dan sempat diwacanakan sebagai induk patiwisata di Sumenep pada tahun 1992. Namun, rencana itu kandas setelah adanya penolakan yang dilakukan sejumlah Ulama’ pada 1996 lalu.
Menangkapi hal itu, H Masdawi salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Batang-batang mengaku siap menerima konsekuensi kebijakan tersebut.
Rencana itu, kata Masdawi dilakukan sebagai bentuk protes warga mengingat pengelolaan patiwisata saat ini tidak jelas. “Jika konsep pariwisata kedepan sudah jelas, kami siap untuk meratakan kembali. Itu persoalan sepele. Kalau pengelolaannya tidak jelas pasti kami lanjutkan,” tegas pria yang saat ini menjadi Anggota DPRD Sumenep itu. (JUNAIDI/ROS/DIK)