SURABAYA, koranmadura.com – Soekarwo, Gubernur Jawa Timur dalam Nota Penjelasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun 2017 menyebut Persentase penduduk miskin dan tingkat pengangguran masyarakat Jawa Timur menurun.
Hal itu disampaikan Pakde Karwo panggilan akrabnya dalam Sidang Paripurna di Gedung DPRD Provinsi Jatim, Senin, 2 April 2018.
“Persentase penduduk miskin Jatim pada September 2017 turun sebesar 11,20 persen dibanding Maret 2017 yang mencapai 11,77 persen,” ujarnya.
Sedangkan untuk presentase nasionalnya, lanjut Pakde, Jatim mengalami penurunan hingga 0,52 persen.
“Capaian ini melampaui target kemiskinan yang terdapat dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) sebesar 11,80 – 11,50 persen,” jelasnya.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin Jatim selama Maret-September 2017 juga turun sebanyak 211.740 jiwa, yakni dari 4.617.010 jiwa pada Maret 2017 menjadi 4.405.270 jiwa pada September 2017.
Sedangkan persentase penduduk miskin di perkotaan pada September 2017 sebesar 7,13 persen, turun dibandingkan Maret 2017 sebanyak 7,87 persen.
Menurut Pakde Karwo, penurunan ini berbanding lurus dengan upaya Pemprov Jatim yang gencar melakukan program dan kegiatan untuk menurunkan angka kemiskinan.
Pakde Karwo memaparkan, ada tiga program yang sedang digalakkan. Pertama, berisi berbagai macam program bantuan seperti Bantuan Pangan atau Beras, Bantuan Khusus Siswa Miskin (BKSM), Bosda Madin dan program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Kedua, peningkatan pendapatan masyakarat miskin melalui beberapa strategi di antaranya Jalin Mantra, Anti Poverty Program, serta adanya koperasi wanita dan koperasi pondok pesantren.
Sedangkan program ketiga berupa sinergitas program penanggulangan kemiskinan antara pusat dan daerah melalui Program Keluarga Harapan (PKH), beras sejahtera (rasta) dan Program Air Minum serta Sanitasi Berbasis Masyarakat. (DETIK.com/ROS/DIK)