PAMEKASAN, koranmadura.com – Data Pemilih Sementara (DPS) pada Pilkada Pamekasan Madura, Jawa Timur, mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan DPS yang melambung tinggi tersebut diduga kuat fiktif.
Ketua Komisi I DPRD Pamekasan, Ismail mengatakan dugaan penggelembungan DPS itu terjadi di Kecamatan Batumarmar. Di wilayah itu mengalami peningkatan 15 persen.
Menurut Ismail, pada Pilkada 2013 jumlah Data Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Barumarmar hanya 76.353 orang. Sementara Pilkada tahun ini membeludak menjadi 10.220 orang.
“Pilkada tahun 2013 lalu sedikit, sekarang malah meningkat lebih hingga 15 persen, kami mencurigai ada oknum yang melakukan menggelembungan data,” kata Ismail,” Kamis, 12 April 2018.
Daerah lain yang juga mengalami peningkatan drastis, di Kecamatan Palengaan sebanyak 13 persen, Proopo 11 persen, Waru 10 dan Kecamatan Pegantenan sebanyak 10 persen.
“Kami yakin ada permainan, bahkan saya dengar beberapa hari yang lalu masih ada yang menyetorkan nama warga tapi tidak ber-NIK ke KPU, tapi ditolak,” ungkapnya.
Oleh karena itu, politikus Dmokrat ini meminta kepada KPU Pamekasan untuk kroscek ke bawah. Apa lagi di daerah tersebut banyak TKI. “Hal ini perlu dikroscek ke bawah, apakah orangnya ada atau tidak, apalagi di daerah itu banyak yang jadi TKI,” terangnya.
Dikonfirmasih terpisah, Ketua KPU Pamekasan Moh. Hamzah mengakui jika di daerah utara terjadi peningkatan DPS. Data tersebut berdasarkan daftar isian masalah data kependudukan dan pencoklitan.
Selain itu, Hamzah mengakui di wilayah pantura banyak warga menjadi TKI di luar negeri.
“Paling banyak warga yang tidak ber e-KTP di daerah pantura, yaitu Kecamatan Batumarmar, Pasean dan Kecamatan Waru. Sementara daerah tengah itu adalah Kecamatan Proppo,” pungkasnya. (RIDWAN/MK/VEM)