SUMENEP, koranmadura.com – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali mengalami inflasi pada bulan Maret 2018. Salah satu pemicunya ialah jenis makanan jadi, yakni gado-gado.
Sesuai berita resmi Badan Pusat Statistik terkait perkembangan indeks harga konsumen (IKH) Sumenep, pada bulan Maret kabupaten paling timur Pulau Madura kembali mengalami inflasi, yaitu 0,01 persen. Jauh lebih renda dari inflasi Provinsi Jawa Timur (0,06 persen) dan inflasi nasional (0,20 persen).
Kepala BPS Sumenep, Syaiful Rahman menjelaskan, dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok di antaranya mengalami inflasi. Sementara satu kelompok mengalami deflasi.
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi tertinggi 1,04 persen; diikuti kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,43 persen; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,037 persen; kelompok sandang 0,21 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,12 persen; dan kelompok kesehatan 0,11 persen.
“Sedangkan satu kelompok yang mengalami deflasi ialah kelompok bahan makanan sebesar 1,23 persen,” katanya, Selasa, 3 April 2018.
Lebih lanjut ia menyampaikan, komuditas utama yang memberikan andil terbesar terhadap terjadinya inflasi Sumenep di bulan Maret ialah gado-gado, cabai merah, dan bawang merah.
Dijelaskan, gado-gado menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi karena harga bahan dan bumbunya naik. Begitu juga dengan harga cabai merah dan bawang merah yang juga naik.
“Selain cabai merah, bawang merah, dan gado-gado komoditas lain yang juga turut menyumbang inflasi adalah kenaikan harga BBM. Karena mulai tanggal 24 Maret pemerintah secara resmi menaikkannya,” pungkas dia. (FATHOL ALIF/MK/VEM)