PURWOKERTO, koranmadura.com – Video kekerasan guru terhadap siswanya viral di media sosial (Medsos). Video yang berdurasi 29 detik itu, diunggah ke facebook oleh Hezta Timor-er Banyumas yang diduga dilakukan oleh seorang oknum guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesatrian Purwokerto.
Sontak saja video tersebut mendapat kecaman dari berbagai pihak, salah satunya akun Purwanto Andree yang berkomentar “Guru yg sehrs nya jd panutan kok mlh tabiat nya bejat pak Dep diknas tolong pecat itu guru sprt itu tak bermoral”, tulisnya pada kolom komentar.
Komentar lainnya juga datang dari akun Christof, dia menyebut sudah bukan zamannya main tampar-tampar siswa didiknya. “Udeh bukan jamannya main nampol2 siswa didiknya. Miris…”, tulisnya.
Sementara Wakil Kesiswaan SMK Kesatrian Purwokerto, Inayah Rahmawati saat di konfirmasi wartawan membenarkan jika video tersebut terjadi di sekolahnya.
Menurut dia, peristiwa yang terjadi cukup mengagetkan dirinya, karena guru tersebut dikenal santun. “Ini benar-benar di luar dugaan, sebuah pembelajaran bagi kami,” katanya, seperti dilansir detik.com, Kamis, 19 April 2018.
Dia menceritakan, jika peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 saat mata pelajaran Teknik Komputer Jaringan (TKJ) berlangsung. Saat itu, siswa yang ditampar di dalam video berinisial L belum masuk ke dalam kelas. Padahal, guru TKJ yang berinisial LK sudah masuk ke dalam kelas.
Beberapa waktu kemudian, L masuk ke dalam kelas sementara guru LK yang mendapati siswanya terlambat segera memberikan hukuman dengan menamparnya di depan kelas. “Awalnya sudah masuk pelajaran tapi L masih di kantin jadi telat,” lanjut Inayah.
Dia mengatakan, kemarahan guru tersebut terjadi lantaran akumulasi terhadap kelakuan L yang sudah terjadi sejak setahun lalu. “Siswa yang saat ini duduk di kelas 11 ini sudah sering melakukan kesalahan seperti tidak mengerjakan tugas, sering bolos, dan tadi puncak kemarahan guru tersebut,” ucapnya.
Meskipun demikian, pihaknya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh guru LK. Pihaknya juga sudah menyelesaikan permasalahan tersebut melalui mediasi.
“Kami sudah menyelesaikan permasalahan ini semua melalui mediasi tadi pagi. Guru sudah diberi pembinaan, lalu siswa juga akan kami periksakan ke dokter. Makanya saya kaget ternyata sudah menyebar di medsos,” ujarnya. (DETIK.com/ROS/DIK)