SUMENEP, koranmadura.com – Industri hulu migas merupakan salah satu jenis industri yang menggiurkan, namun penuh resiko. Karenanya, keselamatan kerja para pekerjanya harus jadi prioritas perusahaan.
Hal tersebut diakui Senior Head of Health Safety and Environment (HSE) Husky-Cnooc Madura Limited (HCML), Agus Santoso, saat menjadi salah satu pembicara dalam Kuliah Umum di salah satu perguruan tinggi di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rabu, 18 April 2018.
Agus mengakui, industri hulu migas merupakan salah satu industri dengan resiko tinggi karena melibatkan pekerja dan banyak peralatan. “Apalagi lokasi pengeboran, terutama untuk yang ‘offshore’, ada di tengah laut,” ujarnya.
Karena itu, sambung dia, saat ini dalam industri hulu migas, khususnya bagi HCML, pengelolaan kesehatan, keselamatan kerja, dan lindungan lingkungan atau K3LL menjadi sesuatu yang sangat penting dan diprioritaskan. Setara dengan produksi migas itu sendiri.
“Kenapa? Karena kalau terjadi kecelakaan kerja, maka produksi akan terhenti. Untuk itu kami selalu mengadakan latihan penanganan keadaan emergensi. Targetnya tentu saja tidak ada korban, apalagi sampai meninggal, karena kecelakaan kerja atau insiden besar lainnya,” lanjut dia.
Untuk diketahui, Kuliah Umum tentang Industri Hulu Migas dan Tanggung Jawab Sosial itu dihadiri sejumlah nara sumber, baik dari SKK Migas maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Sumenep, yaitu HCML, Kangean Energy Indonesia (KEI), dan PT. Santos.
Kepala Departemen Humas SKK Migas Jabanusa, Donny Ariyanto mengatakan, dalam industri hulu migas pihaknya memang perlu berinteraksi dengan banyak pihak untuk mendukung kelancaran operasi. Salah satunya dengan akademisi.
Dia menilai, kalangan akademisi punya gagasan cemerlang untuk pembangunan industri hulu migas. “Harapannya, melalui kegiatan seperti ini (kuliah umum), kami bisa memberikan informasi positif tentang industri hulu migas, dan kami juga bisa mendapat masukan,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/ROS/VEM)