PAMEKASAN, koranmadura.com – Kholilurrahman getol memperjuangkan nasib petani tembakau saat menjadi Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, periode 2008-2013. Pada waktu itu, petani benar-benar merasakan hasilnya karena mendapat keuntungan besar.
Kepada awak media, Kholilurrahman mengungkapkan ada stretegi khusus yang dilakukan agar nasib petani tembakau bisa terangkat. Strategi itu dilakukan jauh-jauh hari sebelum memasuki masa tanam tembakau.
Sedikitnya ada enam strategi yang dilakukan. Pertama, pemerintah melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan tembakau di Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk mengetahui jumlah serapan tembakau pada musim panen. Dengan demikian, jumlah lahan yang akan ditanami bisa sesuai dengan kebutuhan pabrikan.
Kedua, pemerintah kemudian melakukan sosialisasi kepada petani tembakau terkait besaran tembakau yang dibutuhkan pabrikan. Selain itu, sosialisasi berisi tentang awal mulainya tanam dan akhir panen setelah berkoordinasi dengan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika.
Ketiga, melakukan pendampingan kepada petani tentang jenis benih dan bibit yang pas dengan tanah dan cuaca di Madura, serta sesuai dengan kebutuhan pabrik. Seluruh penyuluh pertanian dan perkebunan dikerahkan mendampingi petani.
Keempat, mengundang perwakilan pabrik tembakau yang ada di Pamekasan untuk mengetahui buka tutup gudang. Sehingga petani tahu kapan waktunya memanen tembakau dan menjual tembakaunya.
Kelima, melakukan pemantauan ke gudang-gudang tembakau saat pembelian tembakau oleh pabrikan. Hal ini dalam rangka untuk meminimalisir adanya kecurangan pengambilan sampel tembakau di luar ketentuan yang sudah diatur di dalam tata niaga tembakau.
Keenam, jika masih ada tembakau petani yang belum terserap, pemerintah melakukan negosiasi lagi kepada pengusaha agar memperpanjang masa pembelian tembakau. Usaha ini berhasil dilakukan Kiai Kholil sehingga semua petani bisa menjual tembakaunya sampai habis.
“Keenam strategi di atas, akan kembali diperjuangkan ketika saya dan Fathor Rohman terpilih pada Pilkada tahun ini, karena kami menginginkan nasib petani tembakau benar-benar terangkat,” kata Kholilurrahman, Jumat, 6 April 2018.
Samsuri, salah satu petani tembakau asal Desa Seddur, Kecamatan Pakong mengakui jika nasib petani tembakau di masa Kholilurahman menjabat bupati betul-betul terangkat. Petani tembakau sejahtera karena dikawal tuntas.
“Kalau Kiai Kholil dulu mengawal tembakau, sampai daun solang laku dengan harga mahal ke gudang,” tutur Samsuri. (*/RIDWAN/ROS/VEM)