MOSKOW, koranmadura.com – Rusia mengecam serangan rudal yang dilancarkan oleh Amerika Serikat bersama sekutunya Inggris dan Prancis ke Suriah. Dalam pernyataannya, Rusia tidak akan membiarkan begitu saja tindakan semacam itu.
“Lagi: kami diancam. Kami peringatkan bahwa tindakan semacam itu tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa konsekuensi,” kata Duta Besar Rusia di Amerika, Anatoly Antonov melalui Twitter.
Antonov menyebut, seluruh tanggung jawab atas penyerangan rudal itu akan dipikul oleh Washington dan koalisinya. “Seluruh tanggung jawab akan dipikul oleh Washington, London dan Paris,” tegasnya.
Antonov menuduh Washington telah menghina Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurutnya, AS merupakan negara pemilik persenjataan kimia terbesar di dunia. Oleh sebab itu, AS tak punya landasan moral untuk menuding negara lainnya.
“Penghinaan terhadap Presiden Rusia tak dapat dibenarkan dan tak dapat diterima. Amerika Serikat, pemilik persenjataan kimia terbesar di dunia, tak punya landasan moral untuk menuding negara lain,” tambah Antonov dalam cuitan itu.
Koalisi militer Amerika Serikat, Inggris dan Prancis akhirnya benar-benar melancarkan serangan militer ke Suriah, yang menurut presiden AS Donald Trump ditujukan terhadap sasaran terkait kemampuan senjata kimia negeri itu.
Serangan itu diumumkan Presiden AS Donald Trump melalui pidato yang disiarkan televisi. “Sebuah operasi gabungan bersama angkatan bersenjata Prancis dan Inggris sedang berlangsung sekarang,” kata Presiden Trump dalam pidato itu.
Trump mengatakan, serangan itu dilancarkan terhadap lokasi-lokasi senjata kimia Suriah, bersama dengan Inggris dan Prancis sebagai balasan terhadap serangan kimia di Douma pekan lalu, yang menurutnya dilakukan pemerintah Suriah.
Sedangkan televisi Pemerintah Suriah menyatakan, sistem pertahanan rudal Suriah menembak jatuh sejumlah rudal yang ditembakkan oleh AS. (DETIK.com/ROS/DIK)