BANDUNG, koranmadura.com – Sebelum Ramadan 2018, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan harga beras bisa berada di bawah harga eceran tertinggi (HET).
“Kita sebelum Ramadan (targetkan harga beras) harus di bawah HET,” kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag Bachrul Chairi, Selasa, 17 April 2018.
Saat ini, lanjutnya, harga beras di pulau Jawa dijual di atas HET. Padahal sejak 13 April 2018 lalu, pemerintah telah memberlakukan HET untuk beras di pulau Jawa.
“Untuk beras masih di atas HET. Namun kita sudah koordinasi khusus dipantau sekarang di pasar rakyat,” ujarnya.
Kemendag, tegas Bachrul, akan terus memonitor harga beras di pasaran, terutama jelang Ramadan. Bila terjadi lonjakan atau bahkan harga di pasaran tak sesuai dengan HET, pihaknya akan menggelontorkan beras cadangan yang telah disiapkan untuk mengendalikan harga.
“Kalau itu tidak (ada penurunan) kita akan gelontorkan beras-beras cadangan pemerintah. Dengan demikian kita atur. Kita pantau terus,” tegas Bachrul.
Untuk diketahui, pemerintah melalui Kemendag telah menetapkan HET untuk beras di sejumlah wilayah di Indonesia.
Besaran HET beras kualitas medium untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi, Bali, NTB sebesar Rp 9.450 per kilogran dan premium sebesar Rp 12.800 per kilogram.
Untuk wilayah Sumatera, tidak termasuk Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan HET beras kualitas medium sebesar Rp 9.950 per kilogram dan Rp 13.300 per kilogram.
Sementara untuk Maluku, termasuk Maluku Utara dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 10.250 per kilogram dan Rp 13.600 untuk jenis premium. (DETIK.com/ROS/DIK)