SAMPANG, koranmadura.com – Acara bagi-bagi takjil gratis yang dilakukan oleh tim kampanye salah satu pasangan calon Bupati dan wakil bupati Sampang, di area Monumen Trunojoyo Senin sore, 28 Mei 2018 berakhir adu dorong hingga beberapa orang warga yang ikut berebutan takjil harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.
Mereka mengalami luka bakar karena terkena tumpahan minyak panas milik pedagang di area tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun koranmadura.com acara bagi-bagi takjil yang digelar di Monumen Trunojoyo yaitu dilakukan oleh tim kampanye paslon H. Slamet Junaidi-H. Abdullah Hidayat (Jihad).
Sempat beredar kabar bahwa kericuhan tersebut terjadi karena gesekan antara tim sukses paslon H. Slamet Junaidi-H. Abdullah Hidayat (Jihad) dan H. Hisan-KH Abdullah Mansur (Hisbullah).
Saat dikonfirmasi, Tim Kampanye Paslon Jihad, Moh Salim mengatakan, acara takjil gratis yang dilakukannya merupakan agenda yang tidak direncanakan sebelumnya. Menurutnya, rencana awal adalah buka bersama dengan relawan dan kartini Jihad.
“Berhubung konsumsinya kurang, maka Jihad ke Monumen untuk membeli takjil dan memborongnya. Namun ternyata warga antusias untuk bertemu Jihad akhirnya membludak. Terkait insiden ada minyak tumpah, Jihad tidak tahu apa-apa karena di luar perhatian Jihad,” tuturnya.
Salim membantah terjadinya ricuh antara tim Jihad dan tim paslon Hisbullah. Menurutnya, itu hanya isu sengaja dihembuskan orang yang tidak ingin pilkada Sampang berjalan damai. “Paslon kami sebelumnya sudah mewanti-wanti kepada timses dan relawan untuk mengedapankan etika dalam berkampanye di lapangan maupun di media sosial. Itu hanya isu dari orang-orang yang tidak suka pilkada Sampang berjalan damai dan guyub. Paslon Jihad menganggap semua paslon lain sebagai saudara,” tandasnya.
Sementara tim Kampanye Hisbullah, syaifuddin membenarkan bahwa ada simpatisan yang berada di lokasi acara dari paslon Jihad. Namuh pihaknya menegaskan, simpatisan Hisbullah yang berada di lokasi bukan untuk membuat kisruh sebagaimana informasi yang beredar, melainkan hanya berjualan takjil.
“Simpatisan Hisbullah itu kebetulan juga jualan takjil layaknya masyarakat biasa lainnya. Jadi tidak benar simpatisan kami ingin buat kisruh. Namun hanya ada kesalahpahaman sehingga cekcok. Kami berharap kejadian itu dijadikan bahan evaluasi dan pelajaran bersama semua paslon,” tuturnya.
Untuk memenangkan Paslon Hisbullah, pihaknya mengaku tetap memakai politik santun dalam kondisi apapun. “Jadi harapannya ke depan, pihak Panwas dan KPU, meski membolehkan acara takjil terhadap paslon, itu harus tegas mengambil kebijakan dalam menerapkan peraturan, minimal harus diumumkan dan dijadwalkan agar tidak terjadi kesalahah pahaman dan kericuhan,” pintanya.
Ia berharap insiden di Monumen trunojoyo tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan. “Ayo jaga pilkada yang kondusif, yang aman dan damai.
Tidak hanya timses dan simpatisan, semua elemen masyarakat hendaknya menjaga pilkada Sampang agar bisa berjalan aman dan damai,” tandasnya. (MUHLIS/BETH)