SAMPANG, koranmadura.com – Setelah disorot mengenai transparansi penggunaan anggaran untuk pemilihan Gubernur (pilgub) 2018 senilai Rp 3,9 miliar yang bersumber dari APBD Pemprov Jatim, Panitia Pengawas (Panwas) Kabupaten Sampang diterpa isu seorang pejabatnya akan mundur.
“Saya dengar dari staf internal Panwaskab, bahwa bendahara Panwaskab akan mundur dari jabatannya. Cuma yang bersangkutan akan mundur setelah menuntaskan tanggung jawabnya. Misal gini, yang bersangkutan punya tanggung jawab SPM sebesar Rp 100 juta, jadi dia masih menuntaskan SPJ nya yang Rp 100 juta,” tutur ketua pegiat Forum Gardu Demokrasi (FGD) Sampang Azis Agus Priyanto, Senin, 14 Mei 2018.
Baca: Penggunaan Anggaran Panwaskab Sampang Dipertanyakan
Pihaknya menyebut, kabar tersebut mencuat setelah transparansi internal Panwaskab disinyalir amburadul. “Sementara yang saya tangkap dari statemen jajaran panwaskab itu berbeda-beda, baik itu dari Sekretaris, Bendahara maupun dengan Komisioner Panwaskab sendiri. Ini ada apa,” tudingnya.
Kepala Sekretariat Panwaskab Sampang, Bambang Maryono, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa ada wacana bendaharanya akan mundur dari jabatannya. Pihaknya menyebut, wacana mundurnya bendahara Panwaskab dikarenakan yang bersangkutan akan fokus di Dinkes.
“Itu hanya wacana, tapi katanya yang bersangkutan akan fokus di Dinkes. Dan tidak benar wacana itu ada kaitannya dengan adanya sorotan anggaran APBD Provinsi yang Rp 3 miliar lebih itu,” jelasnya.
Disinggung terkait jumlah staf panwascam di Sampang hanya berjumlah 4 orang di masing-masing kecamatan, Bambang memaparkan, perbedaan tersebut sudah susai dan disesuaikan dengan kondisi daerah Sampang.
“Meski pelaksanaan pilgub ini serentak, tapi kondisi wilayahnya tidak sama dan jumlah anggarannya juga tidak sama,” kilahnya.
Terpisah, Ketua Komisioner Paswaskab Sampang, Juhari menampik wacana bahwa bendaharanya akan mundur, bahkan telah mundur dari jabatannya.
“Kata siapa mundur, masih aktif kok. Kemarin dia masih masuk kerja. Yang bersangkutan tetap bekerja hingga selesai pikada. Jadi biasalah itu hanya isu,” pungkasnya. (MUHLIS/ROS/DIK)