SAMPANG, koranmadura.com – Karena kepraktisannya, wadah makanan berbahan stryrofoam dan plastik dipastikan akan banyak digunakan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, saat Ramadan tiba.
Dua wadah itu umumnya akan digunakan untuk bungkus makanan bersuhu dingin, normal maupun panas serta berbagai menu takjil saat menjelang buka puasa. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Sampang ternyata malas melakukan sosialisasikan bahaya penggunaan bungkusan tersebut.
“Sebenarnya sudah beberapa kali kami kumpulkan pengusaha makanan dan minuman. Tapi untuk minggu ini khusus untuk Ramadan tidak dikumpulkan lagi karena minggu-minggu ini padat kegiatan. Tapi kami akan tetap pantau penjualan makan menu takjil buka puasa,” kata Asrul Sani, Sekretaris Dinkes Sampang saat dikonfirmasi persiapan pihaknya jelang bulan Ramadan, Senin, 14 Mei 2018.
Lanjut Asrul, pihaknya berharap agar para pengusaha makanan tidak menggunakan stryrofoam dan plastik untuk bungkus makanan dan takjil saat bulan puasa nanti. Selain itu, Dinkes juga meminta pengusaha untuk tidak menggunakan bahan berbahaya seperti pengawet, pewarna tekstil dan bahan tambahan makanan lain yang terlarang.
“Mudah-mudahan para pengusaha makanan tidak menggunakannya saat makanannya masih panas. Dan kami berharap penjual makanan tidak menggunakan bahan berbahaya seperti pengawet, pewarna tekstil dan bahan tambahan makanan lain yang terlarang,” tuturnya.
Dia berjanji akan turun langsung ke lokasi bazar. Pihaknya juga mengaku akan memantau sejumlah jalan raya yang umumnya akan banyak ditempati penjual makanan maupun takjil.
“Kami ucapkan terimakasih, nanti di awal-awal bulan puasa kami akan turun ke lapangan untuk memantau,” janjinya.
Untuk diketahui, dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun menyebutkan, jika penggunaan syrofoam dan plastik untuk jenis makanan panas berbahaya dan dapat berpotensi menyebabkan karsinogenik (pencetus kanker) karena dua bahan wadah itu mengandung stirena, benzena dan formalin. (MUHLIS/ROS/DIK)