CILACAP, koranmadura.com – Sebanyak 14 guru sekolah di Cilacap, Jawa Tengah, positif tertular Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dalam rentang waktu 5 tahun terakhir.
Selain itu, Manager Kasus Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Cilacap, Rubino Sriadji mengatakan, terdapat 30 kasus penderita HIV lainnya dari kalangan nonguru yang meliputi tenaga administrasi atau tenaga penunjang instansi pendidikan di Cilacap pada periode yang sama. Ironisnya, ditemukan 8 pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) yang positif menderita HIV.
Menurutnya, temuan kasus tersebut didapati saat korban sudah jatuh sakit, skrining donor darah, atau saat melakukan tes HIV bagi calon pengantin. “Kalau mau menikah kan wajib tes HIV, nah dari situ ketahuan, ada guru positif,” katanya, Sabtu, 5 Mei 2018.
Dilanjutkan Sriadji, temuan tersebut ibarat fenomena gunung es. Jumlah kasus bisa meledak jika dilakukan pemeriksaan lebih luas atau menyeluruh. Menurutnya, penularan HIV/AIDS umumnya melalui transmisi seksual.
Jadi, para oknum guru maupun tenaga non guru di lingkungan pendidikan ini sebagian tertular dari pasangan tidak sah. “Usia oknum guru yang tertular HIV antara 25 hingga 55 tahun,” jelasnya.
Diketahui, tren penemuan kasus orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Cilacap terus mengalami kenaikan. Saat ini, tercatat sebanyak 1.124 orang di Cilacap positif terinfeksi HIV/AIDS.
Selain kalangan guru dan tenaga penunjang serta pelajar di lingkungan pendidikan, 36 persen dari total jumlah penderita itu berasal dari kalangan ibu rumah tangga, 35 persen dari kalangan pekerja swasta, serta 15 persen warga binaan.
Kelompok lain yang ikut menyumbang angka penderita HIV/AIDS itu meliputi, kalangan Lelaki Seks Lelaki (LSL), Wanita Tuna Susila (WTS), hingga oknum Aparatur Sipil Negara (ASN). (TRIBUNNEWS.com/ROS/DIK)