SUMENEP, koranmadura.com – Sepanjang babak pertama Salahuddin terus beridiri di pinggir lapangan stadion A. Yani Sumenep. Pandangannya nyaris tak pernah lepas dari bola dan pergerakan skuat Persiwa Wamena yang menjadi lawan anak asuhnya, Madura FC.
Pelatih yang tak bisa lepas dari topi dan kemeja ini hanya sesekali saja duduk di bangku tim pelatih. Itu pun dengan mata yang tetap nanar mengamati lapangan. Jelas sekali ia tampak sulit untuk rilek.
Sebagai pelatih ia tentu tak mau kehilangan satu moment pun. Apalagi pada babak pertama itu skuatnya tampak kehilangan akal untuk menembus lini pertahanan lawan. “Kami akui ini pertandingan yang sulit. Mereka bermain bagus dan ngotot,” ujar Salahuddin usai pertandingan.
Sepanjang babak pertama ia manganalisa dan mencari titik terlemah Persiwa yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan peluang dan keunggulan. “Kami sama-sama mencari kelemahan lawan dan memanfaatkannya semaksimal mungkin,” ujarnya.
Dan benar, pada babak kedua anak asuh Salahuddin tampak mulai menemukan bentuk permainannya. Gerakan-gerakan mereka terlihat cukup terukur dan terencana. Terutama serangan yang mereka lancarkan lewat sayap. “Kami bisa memanfaatkan stamin lawan yang mulai terkuras,” terang Salahuddin.
Taktik menyerang melalui sayap tersebut terbukti ampuh. Madura FC berhasil melesakkan dua gol di 45 menit kedua. Masing-masing melalui kaki Beny Ashar di menit ke-61 dan Joko Prayitno pada menit ke-89.
Pelatih Persiwa Wamena, Suimin Diharja mengakui bahwa anak-anak asuhnya mulai kedodoran saat pertandingan sudah memasuki babak kedua. “Cuaca di sini panas. Di babak pertama kami masih bisa mengimbangi Madura FC. Tapi di 45 kedua, para pemain mulai kedodoran,” kata dia.
Bahkan, sambungnya, beberapa pergantian pemain yang dilakukan tidak efektif. Sehingga timnya harus menelan kekalahan 2-0 dari Madura FC. “Tapi dari sisi permainan, saya kira kami bisa mengimbangi Madura FC,” ujarnya. (FATHOL ALIF/BETH)