NEW YORK, koranmadura.com – Aksi seorang mahasiswi Cornell Univesity di Ithaca, New York, Amerika Serikat, viral setelah dia menanggalkan bajunya di kala dia menyajikan presentasi tesisnya.
Hal aneh tersebut terjadi bukan tanpa alasan. Aksi mahasiswi yang bernama Letitia Chai ini terjadi sebagai upaya untuk melawan ‘penindasan’ prinsip feminisme dalam hidupnya. Aksi kontroversial tersebut terjadi setelah Letitia mengklaim profesornya mempertanyakan celana pendek yang dikenakannya kala menyajikan presentasinya.
Hal itu dilakukan Letitia sebagai protes terkait ucapan profesor Rebekah Maggor, yang mengkritik Chai pada awal pekan sebelumnya karea mengenakan celana yang dianggap terlalu pendek selama uji coba presentasinya.
Melalui akun Facebook miliknya, Letitia memposting unggahan yang mengatakan bahwa sang profesor telah bertindak terlalu sexist dalam upacannya itu. Letitia mengatakan, kala itu sosoknya dikritik karena mengenakan celana pendek jean dalam presentasinya.
Bukannya fokus ke presentasi yang ditampilkannya, sang profesor justru sibuk mempertanyakan pakaiannya. “Hal pertama yang dikatakan profesor itu kepada saya adalah ‘apakah itu benar-benar apa yang akan anda kenakan? Celana pendek Anda terlalu pendek’,” Kata Letitia, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Kamis, 10 Mei 2018.
Menurut Letitia, profesor itu memberi tahunya di depan seluruh kelas, bahwa dirinya telah mengundang tatapan laki-laki sehingga mereka tak fokus pada isi presentasi dan mengalihkan perhatian ke tubuhnya.
“Dia bilang aku membuat pernyataan tersebut dengan memakai pakaian pendek ini. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya yakin sekali tidak akan mengubah pernyataan saya dengan penampilan ini demi membuatnya atau orang lain merasa lebih nyaman,” jelasnya.
Letitia menambahkan, bahwa seorang siswa internasional laki-laki di kelas mengaku setuju dengan profesor, Hal ini pun yang membuatnya kesal dan memutuskan untuk meninggalkan ruangan.
Menanggapi kontroversi yang ada, profesor Maggor pun memberikan klarifikasi. Dia meminta maaf atas ucapannya yang dianggap sebagai pernyataan yang begitu seksis oleh sosok Letitiai.
“Saya tidak memberi tahu siswa saya apa yang harus dikenakan, dan saya juga tidak mendefinisikan ke mereka terkait pakaian yang tepat untuk mereka,” jelasnya.
Sang profesor tersebut juga meminta maaf berulang kali terkait pemilihan katanya terkait celana yang terlalu pendek. Sang profesor pada akhirnya juga setuju bahwa ‘gagasan’ celana pendek pada wanita membawa banyak muatan budaya dan politik. (TRIBUNNEWS.com/ROS/DIK)