SUMENEP, koranmadura.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengutuk keras serangkaian teror berupa bom bunuh diri yang terjadi di sejumlah lokasi di Surabaya kemarin dan hari ini, 13-14 Mei 2018.
Hal itu disampaikan Ketua MUI Sumenep, KH. Syafraji usai menghadiri deklarasi melawan terorisme yang bertempat di Mapolres setempat. Selain MUI, hadir dalam deklarasi perwakilan FKUB (forum kerukunan umat beragama), NU, Kodim 0827, dan Polres setempat.
Syafraji mengatakan, aksi teror seperti yang terjadi di Surabaya dan telah makan banyak korban jiwa tak dapat dibenarkan, dan sama sekali tidak termasuk jihad dalam Islam.
“Terkait insiden yang terjadi di Surabaya, kami sepakat mengutuk keras aksi bunuh diri yang dilakukan oleh kelompok terorisme dan radikalisme,” katanya, Senin, 14 Mei 2018.
Menurutnya, anggapan bahwa terorisme adalah jihad tidak benar. Jihad, sambungnya, hanya ada di negara perang. Sementara Indonesia bukan negara perang, tapi negara yang damai.
Kalaupun di negara perang, menurut dia jihad tetap ada etikanya. Tidak lantas membabi buta. “Tidak seperti yang terjadi sekarang. Apalagi yang tewas adalah orang-orang tidak berdosa, termasuk anak-anak,” ujarnya.
Seperti diketahui, sejumlah bom bunuh diri terjadi di sejumlah tempat di Surabaya kemarin. Terbaru, ledakan bom terjadi di Polrestabes Surabaya pagi ini. Akibatnya, sejauh ini telah ada belasan korban jiwa. (FATHOL ALIF/MK/VEM)