SUMENEP, koranmadura.com – Ketua Asosiasi Media Online Sumenep (AMOS) Ahmadi Muni, mengecam sikap oknum Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang memperlakukan wartawan televisi (Net TV) Didik Setia Budi tidak wajar.
Staf Dinkes Sumenep itu diduga melakukan aksi menghalang-halangi dan intimidasi terhadap wartawan televisi nasional dengan cara memaki-maki dan mencakar camera saat hendak konfirmasi, Selasa, 8 Mei 2018, di Kantor Dinkes Sumenep.
“Meskipun korban bukan jurnalis, perbuatan itu sudah tidak bagus. Apalagi korban sedang menjalankan tugasnya sebagai jurnalis,” katanya.
Menurutnya, jurnalis saat menjalankan tugasnya dilindungi Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999. Sesuai yang termaktub dalam UU itu disebutkan pada pasal 4 ayat 3 UU tersebut bahwa pers berhak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
Selanjutnya, barang siapa menghalang-halangi pelaksanaan upaya mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda maksimal Rp 500 juta. “Itu hanya contoh kecil saja, ini bagian dari bentuk amburadulnya pelayanan di Sumenep, sehingga perlu adanya pembinaan kembali,” jelasnya.
Sebab, kata Ahmadi, insan pers adalah mata dan telinga masyarakat yang sudah menggaji aparat negara dengan uang pajak yang mereka bayar.
Baca: Wartawan Televisi Diperlakukan Kasar oleh Oknum Dinkes Sumenep
Diketahui, Selasa, 8 Mei 2018, salah seorang wartawan Net TV atas nama Didik Setia Budi hendak melakukan konfirmasi mengenai salah seorang warga yang terkena penyakit lumpuh di Desa Longos, Kecamatan Gapura. Namun, setibanya di kantor Dinkes, seorang staf atas nama Rahmah Khalifah, menyarankan wartawan untuk membuat surat permohohan wawancara.
Selama melakukan tugas kewartawanan, menurut Didik tidak perlu membawa surat permohonan wawancara. Cukup membawa kartu pers. Namun, oknum tersebut tetap saja bersikeras sambil mengatakan ‘wartawan kurang ajar’.
Tidak hanya itu, oknum Dinkes berjenis kelamin perempuan itu, dengan nada kasar penuh emosi sambil mencakar-cakar camera wartawan hingga beberapa kali.
“Kami datang ke Dinas Kesehatan secara baik-baik dan bertanya secara baik-baik. Namun, tanggapan dari salah seorang oknum Dinas Kesehatan tersebut malah memberikan tanggapan yang kurang enak bagi kami,” kata Didik saat dimintai keterangan.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Kepegawaian, Dinkes Sumenep, Nur Insan mengakui adanya insiden tersebut. Kata dia, sikap arogansi bawahannya itu karena dipicu kondisi kelelahan di waktu siang hari. (JUNAIDI/ROS/DIK)