SAMPANG, koranmadura.com – Selain tingkat kemisikinan yang rendah, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, juga tidak lepas dengan keberadaan penderita gizi buruk.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang, Agus Mulyadi mengatakan, hingga akhir April 2018, pihaknya telah mencatat sebanyak 22 kasus penderita gizi buruk yang terjadi.
“Sampai April kemarin, ada 22 kasus gizi buruk. Dari 22 kasus itu, 5 kasus gizi buruk baru dan sisanya adalah kasus lama yang sudah dalam penangan Dinkes,” tuturnya, Kamis, 10 Mei 2018.
Meski masih terdapat temuan penderita gizi buruk pada 2018, pihaknya membandingkan kasus penderita gizi buruk mengalami penurunan. Dalam kurun tiga tahun tarakhir, kasus gizi buruk di wilayahnya mencapai 150 kasus.
“Namun pada 2017 lalu, kasus penderita gizi buruk menurun hingga menjadi 47 kasus. 2018, hingga April hanya ditemukan 5 penderita gizi buruk,” paparnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan potensial gizi buruk. Diantaranya, faktor ekonomi yang rendah, minimnya ketersedian air bersih, lingkungan kotor, rumah yang minim ventilasi, rendahnya pendidikan mengenai kesehatan, dan lain sebagainya.
“Iya memang ada anggaran khusus untuk penanganan gizi buruk. Kalau anggaran di tingkat puskesmas itu untuk penganggaran kunjungan rumah-rumah penderita. Kalau di Dinkes anggarannya, kalau tidak salah Rp 750 jutaan yang digunaan untuk keperluan logistik dan pelatihan petugas,” tandasnya. (MUHLIS/ROS/DIK)